Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Losmen Ganjil

12 Desember 2024   16:42 Diperbarui: 12 Desember 2024   16:46 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu setengah baya itu mencoba mengenaliku, yang masih mengenakan jaket yang sama. "Maaf saya kok tidak ingat. Ada apa ya Mas?"

Kuceritakan bahwa semalam aku menginap di losmen yang berada di pojokan di ujung jalan. Karena ada barang yang tertinggal, aku bermaksud mengambilnya, tapi tempat itu berubah menjadi bangunan tua tak berpenghuni.

"Oh rumah itu memang angker, Mas! Katanya orang-orang rumah itu 'rumah pesugihan'!" urai ibu itu sambil mengambil tempat duduk, "Kalau berdasarkan cerita dari pembantu rumah tangga yang dulu kerja di sana, rumah itu disebut sebagai tempat pemujaan setan. Julukan itu yang membuat rumah mewah itu akhirnya terkenal angker!"

Terus terang masih sulit rasanya untuk menerima penjelasan yang masuk ke telingaku saat itu, tapi fakta-fakta yang ada di depan mata juga sulit untuk diingkari.

"Tapi kalau menurut saya," imbuh ibu pemilik warung, "Sebetulnya yang membuat angker itu mungkin karena semua penghuninya dulu menjadi korban pembunuhan. Kejadiannya di malam hari, ketika semua penghuninya terlelap tidur. Ada yang bilang motifnya rebutan warisan!"

Aku terpaku, merinding menyimak cerita itu. Semenjak peristiwa berdarah itu, rumah mewah di ujung gang sepi itu tak lagi berpenghuni. Lantaran tak ada ahli warisnya yang berani menempatinya. Sejumlah barang memang sengaja ditinggalkan.

"Rumah itu sudah terbengkalai lama, Mas! Kurang lebih ada sepuluh tahun. Menurut pembantunya, satu-satunya orang yang selamat, beberapa bercak bekas darah yang menempel di cermin, di ranjang, masih tetap dibiarkan," pungkas ibu pemilik warung.

Teka-teki di balik bangunan angker yang sebenarnya masih layak untuk ditempati, namun ditinggalkan kosong begitu saja, pasti mengundang rasa sayang orang yang melihatnya. Padahal masih banyak orang yang tinggal di rumah kecil, atau bahkan belum memiliki rumah.

Bangunan yang sudah tak terawat itu kini menjadi losmen para makhluk tak kasat mata. Losmen ganjil, losmen 01.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun