"Siapa nama Ki sanak?"
"Saya Arya Dewandaru, dari Kediri!"
Salah seorang penjaga kemudian bergegas masuk ke dalam rumah untuk memberitahu Ki Wiryo. Tidak lama kemudian ia keluar bersama orang tua yang berjalan agak tergopoh-gopoh dan berdiri di depan pintu rumah.
"Biarkan dia masuk!" seru Ki Wiryo.
"Salam, Ki Demang!" Dewan memberi hormat ketika sudah berada di hadapan orang tua itu.
"Ah.., benarkah kamu Dewandaru? Putra Ki Rakyan Kayuwangi?" tanya Ki Wiryo penuh selidik. "Ha..ha.., ayo.., masuk!" ajaknya sambil menggamit lengan lelaki muda itu.
"Bagaimana kabar Ki Demang?"
"Hei jangan panggil aku demang, aku sudah tidak menjabat sebagai demang! Ya semenjak Prabu Dyah Ranawijaya dikalahkan Demak, semua berubah! Perguruanku dibubarkan dan dilarang berdiri. Usaha rumah makan dan penginapanku ditutup dan disita!"
"Kenapa bisa begitu?"
Ki Wiryo lalu mengajak Dewan duduk di ruang tamu yang cukup besar. "Ceritanya panjang. Ah.., bagaimana dengan kabarmu?"
"Syukurlah saya baik-baik saja, Paman!"