Mohon tunggu...
Tony
Tony Mohon Tunggu... Administrasi - Asal dari desa Wangon

Seneng dengerin musik seperti Slip Away dari Shakatak.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Parantapa Murka (Bagian 3)

6 September 2021   12:54 Diperbarui: 6 September 2021   13:00 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Apa agendanya hari ini?"

"Huh!" Lusi membuang napas sambil mengambil kursi lalu duduk di sebelah suaminya, "Mereka akan membahas lagi tentang kepemilikan tanah di Jakarta yang tumpang tindih. Rapat itu aku harus mengurus segalanya seperti biasa."

"Istirahat saja mulai sekarang," suaminya sedikit menghibur, "Toh aku sanggup membiayai kamu. Apakah perlu aku yang membuat surat pengunduran dirimu?"

"Jangan dulu, aku masih menikmati pekerjaanku. Kamu sungguh baik sekali, honey."

"Kita ke Swiss bulan depan?"

"Orang-orang DPR akan sering mengadakan rapat, aku tidak mungkin jauh-jauh dari Kompleks Parlemen."

"Oke terserah kamu," kata suaminya sambil menikmati sarapannya, "Aku benar-benar laki-laki paling beruntung, memiliki isteri cantik, baik dan setia seperti kamu."

"Aku berangkat ke kantor sekarang." Lusi tersenyum lalu mencium pipi suaminya.

Mobilnya mulai keluar dari garasi. Dari dalam mobil, Lusi melihat suaminya melambaikan tangan. Lusi membalas lambaian suaminya. Tidak seperti biasa, rute ke kantor yang seharusnya dilalui adalah jalan sebelah kanan, tetapi kali ini Lusi mengambil jalan yang lurus. Melaju terus hingga ke dataran yang lebih tinggi hingga memakan waktu sekitar dua jam perjalanan. Sampai akhirnya berhenti di depan sebuah rumah mewah di daerah sejuk Puncak yang bertuliskan Vila 15307, angka yang apabila dibalik akan terbaca sebuah nama dengan ejaan lama: LOESI.

Mobil milik Lusi diparkir bersebelahan dengan mobil sedan warna kombinasi ungu tua dan ungu muda yang di desain khusus oleh seorang wanita asal Korea. Seakan sudah tidak sabar, Lusi berlari memasuki vila tersebut. Sadar dengan adanya seseorang yang sudah menunggu di dalam kamar, Lusi segera menanggalkan semua pakaiannya hingga tubuhnya telanjang bulat. Sebelum masuk ke kamar diletakannya kunci mobil di atas sebuah notebook berwarna kuning, lalu ditutupnya pintu kamar rapat-rapat.

                                                                               

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun