Mohon tunggu...
TONI PRATAMA
TONI PRATAMA Mohon Tunggu... Administrasi - Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Saya mulai fokus menulis sejak tahun 2023 dengan menerbitkan 2 buku solo dan belasan buku antologi. Salah satu karya saya berupa novel diterbitkan penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia Group. Prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Bangka Belitung tahun 2023. Menulis dan membaca tentu menjadi kegiatanku saat waktu luang. Semoga bisa terus berkarya, karena ada kalimat yang sangat menginspirasiku: JIKA KAMU INGIN MELIHAT DUNIA MAKA MEMBACALAH, JIKA KAMU INGIN DILIHAT DUNIA MAKA MENULISLAH!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Papaku Bintangku

12 Juli 2024   08:50 Diperbarui: 12 Juli 2024   09:04 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Papaku sih belikan aku pensil warna baru!"

"Wah... bagus dong!"

Perlombaan mewarnai dilakukan dalam ruangan aula sebuah wisma bersejarah. Namanya Wisma Samudera, yang menurut sejarahnya pernah disinggahi oleh Bapak Proklamator Indonesia. Peserta duduk dengan rapi berbanjar-banjar di atas karpet berwarna merah. Aku duduk di deretan kedua paling kanan. Aku menyiapkan peralatanku dan memastikan mejaku tidak miring.

Papa di mana, ya? Ia terlihat berdiri di antara kerumunan para orang tua yang turut mengantar anak-anaknya. Tidak sulit untuk menemukan papa. Papa mudah dikenali karena warna bajunya yang mencolok sendiri. Apalagi kalau bukan warna oren!

 "Semangat!" kata papa walau suaranya tidak terdengar jelas akibat tenggelam oleh kebisingan.

Kertas mewarnai dibagikan oleh panitia kepada para anak-anak peserta lomba mewarnai. Kami sudah menunggu sekitar setengah jam. Cuaca yang mulai panas membuat badanku berkeringat. Untung ada kipas angin kecil yang aku andalkan untuk mengusir hawa panas. Aku tetap bersemangat mengikuti perlombaan.

Aku mulai mewarnai kertas gambar yang telah berada di atas mejaku. Tema mewarnainya adalah objek wisata yang terkenal di daerahku. Sebuah batu granit raksasa yang berbentuk menyerupai buah belimbing. Batu Belimbing namanya, tempat terbaik untuk menikmati suasana matahari terbenam di kotaku.

Gambar yang disediakan pada lomba mewarnai kali ini terbilang cukup rumit. Banyak objek yang harus diwarnai. Ada pemandangan pantai nan indah yang menjadi latar belakangnya. Ada juga pohon beringin besar yang menyatu dengan Batu Belimbing. Semua harus diwarnai dengan bagus dan teliti.

Aku berpacu dengan jarum jam untuk menyelesaikan tepat pada waktunya. Panitia hanya memberikan waktu 2 jam saja.

"Waktu tinggal 10 menit lagi, ya, Adik-adik!" kata seorang kakak bertubuh kurus.

Aku segera menyelesaikan karyaku. Kali ini hasilnya terlihat cukup bagus. Mungkin berkat pensil warna baruku hadiah dari papa itu. Warna yang dihasilkan sangat cerah dan menonjol. Hasil mewarnaiku seolah-olah "hidup".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun