Tampak seorang anak berjilbab oren tampil ke atas panggung dengan senyum bahagia. Ia memamerkan giginya yang rapi dan lesung pipinya yang manis.
"Pemenang kedua, atas nama Riko dari SD Negeri 88....!"
Seorang anak laki-laki berbadan agak gendut maju ke depan. Ia berdiri di samping si Elisa. Sekarang tinggal satu nama lagi. Siapakah yang mendapat predikat sebagai juara pertama? Semua hadirin pun menahan nafas dan jantung berdegup kencang tak beraturan.
"Selamat kepada Ihsan dari SD Negeri 07 sebagai juara pertama....!"
Anak laki-laki yang namanya disebut itu berjingkrak-jingkrak meluapkan kegembiraannya. Kacamatanya yang bulat mengingatkan pada karakter utama sebuah film fantasi dunia sihir. Ia tampil di atas panggung untuk menerima hadiah dan piala. Senyumannya yang lebar menghiasi wajahnya yang imut.
"Mari kita berikan tepuk tangan yang paling meriah!" tambah si kakak panitia itu lagi. Semua orang pun bertepuk tangan dan mengelu-elukan nama si Ihsan, sang juara.
Bagaimana dengan aku? Untuk kesekian kalinya aku gagal. Aku menunduk dalam-dalam dan menggigit bibirku. Aku sudah berjanji untuk tidak menangis kali ini. Aku ingin menepati janjiku pada papa yang masih terus memegang tanganku erat-erat. Papa yang mengharapkan putri kesayangannya tetap kuat.
Acara pun selesai dan para penonton membubarkan diri. Semua kembali ke rumah masing-masing. Aku dibonceng papa dengan sepeda motornya melaju hanya sekitar 5 menit. Kami tiba di rumah kembali. Aku meletakkan tasku dan duduk berdiam diri.
"Ini minum dulu, Dek! Dari tadi Dedek belum minum, lho!"
Aku meraih gelas minuman yang disodorkan papa. Aku meneguknya perlahan dan masih tetap diam. Aku sedang malas berbicara. Lagipula, bahan pembicaraan apa yang menarik bagi seorang yang baru saja gagal?
Papa sangat memahami kondisiku yang sedang tidak baik-baik saja. Papa juga diam tanpa banyak bertanya. Papa hanya duduk menemani aku sambil menonton tayangan kartun asal negeri Jiran. Walaupun adegannya lucu, tapi aku sama sekali tidak terpancing untuk tertawa. Entah kenapa dunia terasa begitu hambar saat itu!