Mohon tunggu...
TONI PRATAMA
TONI PRATAMA Mohon Tunggu... Administrasi - Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Saya mulai fokus menulis sejak tahun 2023 dengan menerbitkan 2 buku solo dan belasan buku antologi. Salah satu karya saya berupa novel diterbitkan penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia Group. Prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Bangka Belitung tahun 2023. Menulis dan membaca tentu menjadi kegiatanku saat waktu luang. Semoga bisa terus berkarya, karena ada kalimat yang sangat menginspirasiku: JIKA KAMU INGIN MELIHAT DUNIA MAKA MEMBACALAH, JIKA KAMU INGIN DILIHAT DUNIA MAKA MENULISLAH!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Papaku Bintangku

12 Juli 2024   08:50 Diperbarui: 12 Juli 2024   09:04 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampak seorang anak berjilbab oren tampil ke atas panggung dengan senyum bahagia. Ia memamerkan giginya yang rapi dan lesung pipinya yang manis.

"Pemenang kedua, atas nama Riko dari SD Negeri 88....!"

Seorang anak laki-laki berbadan agak gendut maju ke depan. Ia berdiri di samping si Elisa. Sekarang tinggal satu nama lagi. Siapakah yang mendapat predikat sebagai juara pertama? Semua hadirin pun menahan nafas dan jantung berdegup kencang tak beraturan.

"Selamat kepada Ihsan dari SD Negeri 07 sebagai juara pertama....!"

Anak laki-laki yang namanya disebut itu berjingkrak-jingkrak meluapkan kegembiraannya. Kacamatanya yang bulat mengingatkan pada karakter utama sebuah film fantasi dunia sihir. Ia tampil di atas panggung untuk menerima hadiah dan piala. Senyumannya yang lebar menghiasi wajahnya yang imut.

"Mari kita berikan tepuk tangan yang paling meriah!" tambah si kakak panitia itu lagi. Semua orang pun bertepuk tangan dan mengelu-elukan nama si Ihsan, sang juara.

Bagaimana dengan aku? Untuk kesekian kalinya aku gagal. Aku menunduk dalam-dalam dan menggigit bibirku. Aku sudah berjanji untuk tidak menangis kali ini. Aku ingin menepati janjiku pada papa yang masih terus memegang tanganku erat-erat. Papa yang mengharapkan putri kesayangannya tetap kuat.

Acara pun selesai dan para penonton membubarkan diri. Semua kembali ke rumah masing-masing. Aku dibonceng papa dengan sepeda motornya melaju hanya sekitar 5 menit. Kami tiba di rumah kembali. Aku meletakkan tasku dan duduk berdiam diri.

"Ini minum dulu, Dek! Dari tadi Dedek belum minum, lho!"

Aku meraih gelas minuman yang disodorkan papa. Aku meneguknya perlahan dan masih tetap diam. Aku sedang malas berbicara. Lagipula, bahan pembicaraan apa yang menarik bagi seorang yang baru saja gagal?

Papa sangat memahami kondisiku yang sedang tidak baik-baik saja. Papa juga diam tanpa banyak bertanya. Papa hanya duduk menemani aku sambil menonton tayangan kartun asal negeri Jiran. Walaupun adegannya lucu, tapi aku sama sekali tidak terpancing untuk tertawa. Entah kenapa dunia terasa begitu hambar saat itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun