"Iya, Pa!"
Aku mengangguk dan berangkat ke sekolah. Sepanjang jalan otakku berputar dan memikirkan apa yang akan aku tuliskan lagi. Begitu banyak ide dan gagasan yang aku dapati rupanya. Aku mencatatnya sementara di buku catatanku supaya tidak sampai lupa. Aku pun tidak sabar untuk pulang sekolah dan mulai mengetiknya.
"Aku ingin menulis tentang papa ah! Pasti papa akan senang sekali!" gumamku dalam hati.
Aku lalu menulis tentang keunikan papaku. Ia pintar memasak aneka makanan yang enak. Ia menyukai warna oren. Ia juga seorang yang sabar dan penyayang.
Sebulan telah berlalu, tanpa terasa tulisanku di komputer jinjing sudah cukup banyak. Ada bermacam-macam cerita dan kisah di dalamnya. Entah itu pengalamanku sendiri atau hasil dari imajinasiku belaka. Semua aku tuangkan dengan kalimat-kalimat sederhana yang mudah dipahami orang kebanyakan. Tapi belum ada satu orang pun yang sempat membaca karyaku.
Aku ingin papa menjadi orang pertama yang membaca tulisanku. Aku menunggunya pulang dari kerja sambil terus mengetik di papan tuts komputer. Aku sedang mengetik bagian terakhir sebuah cerpen tentang persahabatan. Kisah yang aku ambil dari pertemananku dengan sahabat karibku, Raisya.
Papa tiba di rumah dan langsung aku minta untuk membacanya. Raut wajah papa begitu serius menikmati baris demi baris karyaku. Aku menantikan komentar papa yang jujur.
"Ini bagus sekali, Dek! Ayo kita terbitkan jadi buku Kumpulan Cerpen!"
Pujian selangit yang aku dengar papa membuat semangatku menggebu-gebu. Siapa yang tidak senang mendengar karyanya akan diterbitkan menjadi sebuah buku?
Setelah melalui berbagai tahapan dan memakan waktu bulanan, akhirnya buku pertamaku terbit. Buku yang berisikan aneka kisah anak remaja karyaku ternyata cukup tebal. Ada puluhan cerita pendek dengan berbagai genre. Ada cerita lucu, sedih, menegangkan, kehilangan, ataupun petualangan.
Bertepatan dengan sebuah acara di sekolah, buku karyaku diluncurkan dan mendapat penghargaan. Ibu Kepala Sekolah menyampaikan rasa bangganya atas prestasi anak didiknya. Beliau juga mendorong agar teman-temanku dapat mengikuti jejakku dengan rajin menulis. Wali kelasku juga mengucapkan selamat dan berpesan agar aku mengasah terus bakatku.