Mohon tunggu...
TONI PRATAMA
TONI PRATAMA Mohon Tunggu... Administrasi - Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Saya mulai fokus menulis sejak tahun 2023 dengan menerbitkan 2 buku solo dan belasan buku antologi. Salah satu karya saya berupa novel diterbitkan penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia Group. Prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Bangka Belitung tahun 2023. Menulis dan membaca tentu menjadi kegiatanku saat waktu luang. Semoga bisa terus berkarya, karena ada kalimat yang sangat menginspirasiku: JIKA KAMU INGIN MELIHAT DUNIA MAKA MEMBACALAH, JIKA KAMU INGIN DILIHAT DUNIA MAKA MENULISLAH!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Papaku Bintangku

12 Juli 2024   08:50 Diperbarui: 12 Juli 2024   09:04 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dedek cantik, ini ada lomba mewarnai lagi. Mau ikut?"

Aku mengambil kertas pengumuman lomba mewarnai itu dari tangan papa. Aku membacanya dengan seksama. Keningku berkerut dan ekspresi mukaku tidak terlalu senang.

"Tapi dedek tidak pernah menang, Pa!" gerutuku sambil mengembalikan kertas itu ke tangan papa.

Mataku dan mata papa saling beradu pandang. Papa tersenyum sambil membelai rambutku yang sepanjang bahu.

"Tidak apa-apa, Sayang! Ayo dicoba lagi!" suara papa enak di telinga.

"Dedek sudah mencoba 5 kali, Pa!" kataku sambil menunduk lesu.

Papa lalu duduk di sampingku. Ia masih membelai rambutku dengan penuh kasih sayang. Papa berusaha membujukku untuk ikut perlombaan mewarnai lagi.

"Tidak masalah nanti menang atau tidak, Sayang! Yang penting semangatmu selalu ada untuk menjadi lebih baik dan semakin baik!"

Perlahan namun pasti, usaha papa selalu berhasil meluluhkan hatiku. Aku pun mengiyakannya.

Aku memeriksa kotak pensil warnaku. Sudah cukup lama aku menyimpannya di laci meja belajarku. Terlihat beberapa batang pensil warnaku sudah memendek. Terutama warna biru dan hijau yang hampir habis terpakai. Mungkin terlalu sering mewarnai gambar laut dan hutan. Aku pun menyampaikannya ke papa yang sedang menonton TV di ruang keluarga.

"Pa, pensil warna dedek sudah pendek-pendek."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun