Siapa kira suasana yang demikian riuh penuh jenaka serta indah, sekejab saja berubah menjadi sebuah kepiluan. Lagu Bintang di Surga sore itu seolah menjadi sebuah pertanda bahwa Viko akan menuju ke Keabadian. Menuju Bintang di Surga.
Saat pulang dari masjid menunaikan ibadah magrib, Safei berjalan berdampingi dengan Dimas, sedangkan Viko berjalan sendiri di depan mereka. Tiba-tiba, punggung kanan Safei terbentur benda keras, dan...
"BRAKKKK...!"
"Ya, ALLAHH...! VIKOOOO....! Ya ALLAHHH...!"
"VIKOOOO...! Astagfirullah! Cepat panggil Kak Eddy! YA ALLAH... VIKO...!"
Sebuah kendaraan roda dua dengan kecepatan tinggi menabrak Viko dari belakang setelah sempat menyenggol Safei. Dimas berlari demikian kencang memanggil Kak Eddy yang sedang berada di rumah.
"KAK EDDY...! TOLONGGGG KAK...! VIKOOO.... Viko, Kak! Hu..hu..huu...!"
"Ada apa dengan Viko?"
"Viko ditabrak, Kak," suara Dimas bergetar.
Kak Eddy berlari tanpa alas kaki menuju tempat kejadian. Dilihatnya Viko berlumuran darah dipeluk Safei yang sudah pucat pasi dan menangis meraung-raung. Sekujur tubuhnya gemetaran. Teman-teman berhamburan dan berteriak histeris melihat tubuh Viko yang tidak bergerak.
"Astagfirullah, Nak! Ya Allah...! Cepat ambil kendaraan!"