Mohon tunggu...
TONI PRATAMA
TONI PRATAMA Mohon Tunggu... Administrasi - Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Saya mulai fokus menulis sejak tahun 2023 dengan menerbitkan 2 buku solo dan belasan buku antologi. Salah satu karya saya berupa novel diterbitkan penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia Group. Prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Bangka Belitung tahun 2023. Menulis dan membaca tentu menjadi kegiatanku saat waktu luang. Semoga bisa terus berkarya, karena ada kalimat yang sangat menginspirasiku: JIKA KAMU INGIN MELIHAT DUNIA MAKA MEMBACALAH, JIKA KAMU INGIN DILIHAT DUNIA MAKA MENULISLAH!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Ikhlaskan

28 Mei 2024   10:56 Diperbarui: 28 Mei 2024   12:18 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa kira suasana yang demikian riuh penuh jenaka serta indah, sekejab saja berubah menjadi sebuah kepiluan. Lagu Bintang di Surga sore itu seolah menjadi sebuah pertanda bahwa Viko akan menuju ke Keabadian. Menuju Bintang di Surga.

Saat pulang dari masjid menunaikan ibadah magrib, Safei berjalan berdampingi dengan Dimas, sedangkan Viko berjalan sendiri di depan mereka. Tiba-tiba, punggung kanan Safei terbentur benda keras, dan...

"BRAKKKK...!"

"Ya, ALLAHH...! VIKOOOO....! Ya ALLAHHH...!"

"VIKOOOO...! Astagfirullah! Cepat panggil Kak Eddy! YA ALLAH... VIKO...!"

Sebuah kendaraan roda dua dengan kecepatan tinggi menabrak Viko dari belakang setelah sempat menyenggol Safei. Dimas berlari demikian kencang memanggil Kak Eddy yang sedang berada di rumah.

"KAK EDDY...! TOLONGGGG KAK...! VIKOOO.... Viko, Kak! Hu..hu..huu...!"

"Ada apa dengan Viko?"

"Viko ditabrak, Kak," suara Dimas bergetar.

Kak Eddy berlari tanpa alas kaki menuju tempat kejadian. Dilihatnya Viko berlumuran darah dipeluk Safei yang sudah pucat pasi dan menangis meraung-raung. Sekujur tubuhnya gemetaran. Teman-teman berhamburan dan berteriak histeris melihat tubuh Viko yang tidak bergerak.

"Astagfirullah, Nak! Ya Allah...! Cepat ambil kendaraan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun