“... Alaikumsalam, masuk lah Mi. Ada banyak makanan di dalam, sengaja abang bawa dari Jakarta,” kata Hafis yang berdiri di daun pintu bersama Risa merangkul lengannya di belakang.
Pada akhirnya Hafis juga yang memperkenalkan kedua perempuan itu. Seperti ada gengsi yang tebentuk diantara keduanya. Tapi Hafis tidak mau berkomentar, jadi sekali lagi ia hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Kata Tek Sri, Rahmi sekarang kerja di MuM ya, jadi apa kalau abang boleh tahu?”
“Supervisor bang,” jawabnya singkat.
“Elok lah kalau gitu, bisa menyuruh-nyuruh orang.”
“Enggak lah bang Is. Rahmi paling cuma beri contoh aja kerjanya begini, begini.”