Tiba-tiba seseorang masuk memberi salam sekejap, membuat suami isteri itu sedikit tersentak.
“Oi lamak bana[11] pagi-pagi sudah makan kalio,” kata pria tua itu.
Hafis terperangah. Pria itu adalah Inyiak Daswarih, orang yang diamanatkan surat oleh Amak. Tubuhnya kurus dengan rambut ikal bergelombang. Tampilannya stylish dengan jaket kulit. Jangan salah beliau ini sudah pernah berkeliling eropa beberapa kali. Dulu setahu Hafis, ia sering menjadi tour guide bagi bule-bule yang hendak menikmati kawasan wisata di sekitar Bukittinggi.
Hafis kemudian beranjak dari meja makan untuk mencuci tangannya.
“Risa duduk lah nikmati makan itu, Inyiak ada perlu sama Hafis saja,” katanya yang dijawab Risa mengangguk. “Satu lagi, orang minang itu makan pakai tangan. Pakai sendok itu gaya orang barat, kalau pakai tangan itu kita menghargai alam. Maaf Inyiak orangnya memang gitu, apa adanya. Yang ada diperlihatkan, yang tidak ada tidak diada-adakan,” pungkasnya.
“Dah tu Nyiak, mantu baru duo hari disiko alah dikecek’an[12],” ucap Hafis yang keluar dari pintu dapur.