Mohon tunggu...
Thomy Satria
Thomy Satria Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menulis cerpen, dan lagu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kemarau Cuan si Pawang Hujan

14 November 2024   17:41 Diperbarui: 16 November 2024   03:46 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Harus dengan cara apa lagi agar kamu mau kesini, Man? Ibu sudah pernah memintamu datang mengantarkan pakaian Ayah. Bahkan mempaketkannya kesini pun kamu tidak mau.”

“Aku juga tidak sepenuhnya bohong Bu. Aku memang bisa memprediksi cuaca. Hasan, kamu masih nyimpan jam hygrometer yang Mas pernah kasih?”

“Ada dikamarku Mas.”

Sukirman menghirup nafas dalam. Lalu berkata

“Suhu antara 30-32⁰C, kelembaban antara 45-50%”

“Suhunya 31⁰C. Kelembaban 48%. Gilee! Ga pake geleng-geleng kepala kayak dulu lagi, Mas?”

“Itu cuma kalo lagi pilek aja. Saat pilek hidung Mas ga sensitif lagi ngukur suhu dan kelembaban udara, San. Jadi Mas menggelengkan kepala supaya kelembaban udara bisa dirasakan oleh mata Mas saja.” dalih Sukirman menjelaskan.

Ibu tiba-tiba tampak seperti mengendus sesuatu.

“Apakah ibu mengenal aroma itu?” tanya Sukirman tersenyum geli.

“Apakah dalam tasmu ada pakaian Ayah?” Aminah juga punya kelebihan unik. Dia berhidung peka ketika hujan. Indra penciumannya meningkat karena suara gemerintik air yang menghempas atap. Seperti skill yang terbuka hanya dalam kondisi tertentu.

Ibu segera bangkit dan membuka tas Sukirman. Mengeluarkan pakaian ayah dan menciuminya. Matanya mulai berkaca-kaca. Hasan pun langsung nimbrung melepas rindunya pada Ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun