Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Bocah Tersesat (Detektif Kilesa)

5 Mei 2022   17:17 Diperbarui: 5 Mei 2022   17:19 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kasus bocah tersesat (Sumber: guideku.com)

Jelaslah sudah kini bagiku. Anak ini ditelantarkan oleh kedua orang tua angkatnya. Di kota ini, kata "dekat pantai" berarti menunjukkan golongan ekonomi menengah ke bawah. Jadi mungkin orang tua angkatnya tidak mampu lagi menanggung biaya untuk membesarkan anak ini dan membawanya ke kantor polisi.

Aku menghela napas. Huh, Mahmud ada - ada saja. Kukira ada kasus apa. Ternyata hanya anak terlantar. Aku menyeruput kopiku dan berencana akan meninggalkan tempat itu ketika aku mendengar perkataan Andy.

"Tapi, aku tahu, bocah. Aku datang ke kantor ini pertama kali pagi tadi, dan aku tidak melihat adanya dua orang dewasa yang mengantarmu. Kau sudah berada di pintu gerbang kantor ini begitu buka. Apakah kau membohongi kami? Lagipula, ada peraturan bahwa orang tua angkat tidak seharusnya membawa anak mereka menuju kantor polisi, melainkan panti asuhan semula, atau setidaknya dinas sosial."

Aku menghentikan langkah tepat di pintu masuk. Anak itu tertunduk dan terlihat sedih. Hanya beberapa patah kata meluncur dari mulutnya, "Aku tidak tahu, pak polisi."

Para polisi saling memandang satu sama lain, bingung untuk melanjutkan pertanyaan. Namun beberapa patah kata berikutnya membuatku, dan aku yakin para kolegaku, merinding.

"Tapi, aku melihat banyak sekali darah."

Pelan - pelan, Brotoseno bertanya, "Di mana?"

"Di lantai rumah, di tingkat dua."

Andy menghela napas, "Sekali lagi kutanyakan, adik kecil manis, di manakah rumahmu?"

Pelan -pelan anak itu mengangkat kepalanya, dan menjawab, "Jika kuberitahukan, apakah pak polisi bisa menjamin bahwa aku akan selamat?"

Para polisi saling berpandangan, kali ini tatapan mereka serius satu sama lain. "Tentu saja, nak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun