Mohon tunggu...
3v4n K3nzy
3v4n K3nzy Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar sekolah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aku suka main game dan heheheheh....

Selanjutnya

Tutup

Horor

KKN di Desa Penari

3 Oktober 2024   17:05 Diperbarui: 3 Oktober 2024   17:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

"Opo seh maksudmu ngomong ngunu?!" (apa sih maksudmu ngomong kaya gitu?!) ucap Ayu ketus. 

"bekne, pak Prabu nduwe alasan, lapo ngelarang awak dewe KKN nang kene" (ternyata, pak Prabu punya alasan, kenapa melarang kita KKN disini) 

"nek awakmu ngomong ngene, soale perkoro Widya mau, ra masuk akal Nur, awakmu melu observasi nang kene kan ambek aku, opo onok sing aneh? gak kan. wes talah, mek pirang minggu tok ae loh" (kalau kamu ngomong begini karena perkara Widya tadi, gak masuk akal Nur kamu sendiri ikut aku observasi disini kan, apa ada yang aneh? gak kan, sudahlah, yoh cuma beberapa minggu aja loh) 

Ayu pergi, meninggalkan Nur. Sementara Nur, tidak mungkin menceritakan apa yang ia lihat, Ayu bahkan tidak percaya dengan hal yang ghaib. Di sini Nur pun mengalah lagi. 

"Nur" Widya memanggil, Nur pun menatap wajahnya yang sayu, tampak ia baru saja menangis. Tidak aneh memang, siapa yang tidak akan menangis bila merasakan hal yang bahkan tidak masuk akal seperti itu. "isok gak, aku jalok tulung" (bisa aku minta tolong) ucap Widya. 

"tolong, ojok ceritakno yo, soal aku krungu gamelan mau, gak enak ambek warga kampung, kene kan tamu nang kene" (tolong jangan ceritakan ya, soal tadi, soal aku dengar gamelan, aku gak enak kalau sampai kedengaran warga desa, kita kan tamu disini) Nur pun hanya mengangguk. 

Namun, sebelum Widya beranjak dari tempatnya, Nur tiba-tiba mengatakanya. "Wid, asline aku mau yo krungu suara iku mau, malah, aku ndelok onok penari'ne nang pinggir tulangan mau" (Wid, sebenarnya, aku juga mendengar suara gamelan itu, malahan aku melihat ada yang menari disana) 

Widya yang mendengar itu dari Ayu, seakan tidak percaya. Mereka pum seketika terdiam cukup lama, bingung harus bereaksi seperti apa. 

"Wes, Nur, jogo awak dewe-dewe yo, insyallah, gak bakal onok kejadian opo-opo nek kene hormat lan junjung unggah-ungguh selama nang kene" 

"(sudah Nur, jaga diri baik-baik, ya, insyallah, gak bakal terjadi apa-apa, kalau kita hormat dan menjunjung sopan santun selama tinggal di tempat ini)" ucapan Widya setidaknya membuat Nur sedikit lebih legah. 

Malam itu, Nur tidak menceritakan tentang sosok Hitam yang mengintai mereka. Pada Malam pertama, Nur, Ayu dan Widya tidur dalam satu kamar yang sama. Mereka sepakat untuk menggelar tikar, dengan posisi Nur ada di tengah. Sementara Ayu dan Widya ada disamping kanan dan kiri Nur. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun