Mohon tunggu...
Humaniora

Jurnal A: Inspirasi Hidup dari Pelbagai Media dan Perenungan

26 Januari 2017   17:10 Diperbarui: 27 Januari 2017   02:18 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Selain itu, kemampuan problem-solving atau kemampuan untuk merespon taktis dan juga mengkomunikasikannya menjadi syarat yang patut diingat agar hidup selalu berada pada kondisi tanpa kendala (hutang). Gaya hidup pun menjadi salah satu solusinya. Gaya hidup baiknya sesuai dengan income. Saat penghasilan biasa-biasa saja, menambah jumlah income menjadi solusi yang lebih mudah ketimbang harus menekan dan mengirit pengeluaran, meski dengan pendapatan yang besar bukan berarti menciptakan pula gaya hidup yang boros dan hedonis. Mengenai gaya hidup, cobalah untuk sesekali menterapi diri sendiri dengan kesadaran bahwa ‘bahagiku sangat dimudahkan dan sangat sederhana’. Cobalah untuk menggeser patokan kebahagiaan diri sendiri.

 Persiapan-persiapan dan perencanaan menjadi hal selanjutnya yang patut untuk tak diabaikan. Dalam keluarga misalnya, mencoba untuk merencanakan lalu membawa perencanaan itu dalam sebuah kesepakatan bersama. Perencanaan yang baik tentu yang bersifat preventif. Bedakan kebutuhan dengan keinginan walau selalu ada bagian keinginan yang pantas untuk dipenuhi dengan tetap sesuai dengan budget yang telah disepakati bersama. 

 Ibarat bak mandi, keran dan lubang pengeluaran umumnya ditempatkan berjauhan. Dalam keluarga atau komunitas, sebaiknya yang paling cepat habiskan uang, jangan pegang uang.

 Setiap orang pasti punya problem, maka yang patut disadari adalah membedakan masalah atau tekanan dengan stress. Hal ini dapat diartikan bahwa sekalipun manusia memiliki tekanan atau problem dalam hidupnya, stress tetap bisa dihindari dan tidak timbul. Caranya adalah bagaimana untuk memfokuskan diri kepada solusi dari setiap masalah tersebut.

 Solusi bisa datang dari mana saja entah dari diri sendiri atau juga orang atau hal lain. Sebagai manusia, kebebasan untuk memilih menjadi kuncinya. Anda ingin mencoba membawanya dalam sebuah perenungan atau kontemplasi dengan fokus kepada bagaimana (how) cara dan apa yang masih bisa diusahakan (what), atau ingin menggali ke luar diri dengan berfokus pada siapakah (who) seseorang yang tepat dan dimanakah (where) kira-kira jawaban akan bisa ditemukan? Opsi yang pertama rentan membuat stress muncul karena cenderung mengidentikkan dengan stag, menyendiri, dan tidak bergerak maju mencari inspirasi akan solusi. Maka itu, segala opsi atau pilihan yang ada baiknya selalu didasari oleh kemauan dari dalam hati untuk memecahkan masalah.

 Mari mulai berprinsip menghindar dari hutang. Kurangi pengeluaran (yang tidak penting), tambah penghasilan dengan segala potensi yang ada, dan (ber)bagi (sesuai dengan prioritas dan jangka tertentu).

22 Agustus 2016

Smart Motivation Smart FM: The Power of Trust (bersama Eloy Zalukhu dan Olla Nurlija)

Ketidakpercayaan biasa muncul akibat kepura-puraan. Ketidakpercayaan itu awal dari kehancuran. 

 Kepura-puraan itu semacam memanipulasi diri yang selanjutnya membangun kebodohan diri sendiri. Alasan kepura-puraan itu salah satunya tidak percaya diri, tidak pede. Just be yourself. No gengsi, buka topengmu (put offthe mask) karena itu bukan kamu, itu menutupi dirimu yang spesial. Cobalah untuk mengenali diri maka kamu bisa temukan kebanggaan versi dirimu secara personal untuk bisa menjadi diri sendiri.

 Saat memberikan sebuah kepercayaan, baiklah dengan menggunakan hikmad dankebijaksanaan. Berhikmad merupakan awal dari berprasangka yang baik dan bermula dari diri sendiri. Mari terus belajar dan berlatih untuk menjadi saling percaya dengan memulainya dengan terbuka pada diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun