Mohon tunggu...
Tarie Kertodikromo
Tarie Kertodikromo Mohon Tunggu... profesional -

Pekerja lepas di bidang penulisan, komunikasi, penyelenggaraan event, juga relawan untuk berbagai kegiatan sosial, salah satunya di 1001buku. Kontak lain: FB: Tarie Kertodikromo YM: magicpie2005 Twitter: @mlletarie Blog: http://tariekertodikromo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Membingkai Hati (2)

25 April 2012   11:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:07 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kudengar suara batuk dari dalam dan suara Nadia bicara dengan adiknya. Beberapa saat kemudian Nadia muncul dengan mata bengkak. Saat kuperhatikan, bukan hanya mata, tetapi wajahnya juga memar.

"Ayah kamu memukuli kamu?" tanyaku menyimpulkan.

Nadia mengangguk. "Lebih baik Kakak jangan lama-lama di sini. Bapak bisa marah dan menghajar Kakak dan aku."

"Aku ingin bertemu dengan bapak kamu."

"Untuk apa?"

"Aku akan beri pekerjaan yang lebih baik untuk kamu. Kamu tak perlu melacur."

Nadia tertunduk malu. "Tak ada pekerjaan lain selain melacur di sana. "

"Kamu tak perlu bekerja di sana. Aku akan membayar kamu untuk bekerja membantu Yeni di perpustakaan."

"Bapak tidak akan mengizinkan, Kak."

"Mengapa?"
"Dia tidak mau aku ke perpustakaan. Dia bahkan menyuruhku

berhenti sekolah. Aku harus meneruskan pekerjaan Mak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun