Kenyaringan suara, seorang pembicara dituntut mampu memproduksi suara yang nyaring sesuai dengan tempat, situasi, jumlah pendengar, dan kondisi akustik. Kenyaringan yang terlalu tinggi akan menimbulkan rasa gerah dan berisik sedangkan kenyaringan yang terlalu rendah akan menimbulkan kesan melempem, lesu dan tanpa gairah
Kelancaran, seorang pembicara dituntut mampu menyampaikan gagasannya dengan lancar. Kelancaran berbicara akan mempermudah pendengar menangkap keutuhan isi paparan yang disampaikan. Untuk itu perlu menghindari bunyi-bunyi penyela seperti em, ee, dll. Kelancaran tidak berarti pembicara harus berbicara dengan cepat sehingga membuat pendengar sulit memahami apa yang diuraikannya
Penguasaan topik, seorang pembicara dituntut menguasai topik yang dibicarakan. Kunci untuk menguasai topik adalah persiapan yang matang, penguasaan materi yang baik, dan meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri. dan Penalaran, seorang pembicara dituntut mampu menunjukkan penalaran yang baik dalam menata gagasannya sehingga pendengar akan mudah memahami dan menyimpulkan apa yang disampaikannya.
- Faktor Penghambat Keefektifan Berbicara
- Faktor penghambat keefektifan berbicara terdiri atas dua macam, yaitu hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri pembicara, sedangkan hambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar pembicara (Taryono, 1999:68). Adapun hambatan internal yang dimaksud terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
- Hambatan yang bersifat fisik, antara lain meliputi alat ucap yang sudah tidak sempurna lagi, kondisi fisik yang kurang segar, dan kesalahan dalam mengambil postur dan posisi tubuh
Hambatan yang bersifat mental atau psikis, terdiri atas dua bagian, yaitu: hambatan mental yang temporer dan hambatan mental yang laten. Hambatan mental yang temporer misalnya rasa malu, rasa takut, dan rasa ragu atau grogi. Hambatan mental yang bersifat laten ada empat jenis yaitu tipe penggelisah, tipe ehm vokalis, tipe penggumam, dan tipe tuna gairah.
Hambatan lain-lain meliputi:
- kurangnya penguasaan kaidah yaitu tata bunyi,tata bentuk Tata kalimat, dan tata makna;
- kurangnya pengalaman dalam hal berbicara;
- kurangnya perhatian pada tugas yang diemban di bidang bicara, dan;
- adanya kebiasaan yang kurang baik (Taryono,1999:72).
Sedangkan hambatan eksternal menurut Taryono (1999:72-77) meliputi:
hambatan yang berupa suara, dapat berasal dari dalam ruang atau dari luar ruang;
hambatan yang berupa gerak, sering terjadi dalam berbicara informal, misalnya di atas bus kota, kereta, atau pesawat. Sedangkan pada kondisi formal jarang dijumpai;
hambatan yang berupa cahaya, dapat terjadi jika pembicaraan dilakukan di malam hari atau ruang yang gelap tanpa pencahayaan; Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
hambatan yang berupa jarak, hal ini sering terjadi jika pendengar atau pembicara tidak memperdulikan pentingnya pengaturan jarak bicara antara pembicara dengan pendengar.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berbicara agar berbicara kita efektif antara lain sebagai berikut: