Pidato Jamuan (makan malam)
Pidato Perkenalan
Pidato Nominasi (mengunggulkan)
Â
 Â
Bab III
KETEPATAN BERBICARA DAN MENGUKUR KETERAMPILAN BERBICARA
Â
- Ketepatan Berbicara
Ketepatan dalam berbicara meliputi berbagai aspek, baik aspek kebahasan maupun aspek nonkebahasaan. Aspek kebahasan meliputi: ketepatan ucapan, penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai, pilihan kata, ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya, ketepatan sasaran pembicaraan. Sedangkan faktor nonkebahasaan, meliputi sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, pendangan harus diarahkan ke lawan bicara, kesediaan menghargai orang lain, gerak-gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran, relevansi, penalaran, penguasaan topik.
- Aspek Kebahasaan
- Ketepatan ucapanÂ
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat, dapat mengalihkan perhatian pendengar. Sudah tentu pola ucapan dan artikulasi yang digunakan tidak sama. Masing-masing mempunyai gaya tersendiri dan gaya bahasa yang dipakai berubah-ubah sesuai dengan pokok maka keefektifan komunikasi akan terganggu. pembicaraan, perasaan, dan sasaran. Akan tetapi, kalau perbedaan atau perubahan itu terlalu mencolok, sehingga menjadi suatu penyimpangan.
Â
- Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai
Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi akan  merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara. Bahkan kadang-kadang merupakan faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik. Sebaliknya jika penyampaian datar saja, dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan berbicara tentu berkurang.
- Pilihan kata (Diksi)Â
Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksunya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih paham, kalau kata-kata yang digunakan sudah kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar. Misalnya, kata-kata populer tentu akan lebih efektif daripada kata-kata yang muluk-muluk, dan kata-kata yang berasal dari bahasa asing. Kata-kata yang belum dikenal memang membangkitkan rasa ingin tahu, namun akan menghambat kelancaran komunikasi. Selain itu, hendaknya dipilih kata-kata yang konkret sehingga mudah dipahami pendengar. Kata-kata konkret menunjukkan aktivitas akan lebih mudah dipahami pembicara . Namun, pilihan kata itu tentu harus kita sesuiakan dengan pokok pembicaraan dan dengan siapa berbicara (pendengar).