Saya segera bergegas berganti pakaian, melangkahkan kaki keluar dari kediaman. Saya hanya diam karena tahu orang - orang yang membawa saya adalah orang yang saya kenal. Pemuda - pemuda itu awalnya membawa saya dengan mobil flat hitam lalu di tengah perjalanan berganti dengan truk. Saya sama sekali tidak mengerti apa maksud dan tujuan dari rencana penculikan ini. Truk terus berjalan dalam beberapa jam hingga berhenti tanda tiba di tujuan akhir.
Para pemuda itu segera menurunkan saya dan mengantarkan saya ke sebuah rumah kosong. Sungguh terkejut ketika mengetahui di sana saya justru di sambut hangat oleh pemuda - pemuda PETA. Dan benar saja para pemuda - pemuda golongan muda lah yang menculik dan mendesak saya untuk segera memproklamasikan kemeredekaan Republik Indonesia.
Saya tidak di desak seorang diri, teman karib saya, Bung Hatta juga turut di culik dan di desak kala itu.
"Ayoo segera proklamasikan kemerdekaan!!!"
"Indonesia sudah sepantasnya merdeka dan berdiri sendiri!"
"Ayo Bung Karno, segera proklamasikan sekarang juga!!"
"Tunggu apa lagii bung??"
"Segeralahh memproklamasikannya Bung Karno!!"
"Jangan tertipu lagi oleh Jepangg!!"
Seluruh suara para pemuda itu sahut - menyahut terdengar jelas usaha mereka dan derita mereka selama ini yang terungkap. Jelas mereka dengan lantang mengharap proklamasi kemerdekaan secepat mungkin. Waktu itu terlintas di benak saya mengenai pejuang - pejuang dan para pemberontak yang akhirnya gugur di medan perang.
Kabar saya di culik dengan cepat merambah dari telinga ke telinga kala itu. Pasukan - pasukan tentara Indonesia di panggil untuk melaksanakan pencarian dan menemukan saya kembali. Tak lama kemudian tentunya mereka dengan segera menemukan saya. Namun hal yang mengejutkan tiba - tiba datang. Para tentara Indonesia itu tidak mengetahui bahwa saya bersama pemuda - pemuda tanah air, mereka menghampiri seraya menembakkan berbagai peluru ke arah pemuda - pemuda itu. Seluruh orang panik dan berteriak.