Review 4 Film Planet of the Apes Rilisan TerbaruÂ
Sudah 4 (empat) film genre fiksi sains yang dirilis ulang berdasar novel karya Pierre Boulle berjudul "Planet of the Apes". 4 (empat) film tersebut yaitu, Rise of the Planet of the Apes (2011), Dawn of the Planet of the Apes (2014), War for the Planet of the Apes (2017), dan Kingdom of the Planet of the Apes (2024).Â
Dalam Rise of the Planet of the Apes (2011), film diawali fokus pada perusahaan bioteknologi Gen-Sys, yang sedang mengembangkan obat alzheimer berbasis virus yang diberi nama Alz-112 oleh penciptanya, Will Rodman (James Franco).Â
Jenis obat dengan mekanisme terapi gen, yang memungkinkan otak menciptakan selnya sendiri untuk menyembuhkan diri. Dalam biologi hal itu disebut sebagai neurogenesis, sebuah pengobatan dengan menggunakan sel punca yang memiliki kemampuan regenerasi.Â
Menariknya sekuel film Planet of the Apes adalah, kecenderungannya untuk menggambarkan jejak evolusi spesies hewan primata yang dianggap sebagai nenek moyang manusia berdasarkan teori evolusi Darwin.
Tetapi bukannya memberikan tontonan terkait proses evolusi, film ini justru dapat mematahkan atau membatalkan evolusi. Bagaimana bisa sebuah film fiksi sains disebut dapat membatalkan teori evolusi Darwin?Â
Sebab alih-alih menyaksikan proses evolusi yang secara bertahap menunjukkan perubahan (perkembangan dan pertumbuhan), yang berangsur-angsur dan perlahan melalui proses seleksi alam, pergeseran genetik (genetic drift), aliran gen (gene flow), mutasi dan perkawinan tidak acak, evolusi spesies hewan primata yang dipertontonkan pada film ini merupakan hasil eksperimen jenis obat alzheimer yang sedang diujikan pada primata simpanse. Â
Hasil uji coba obat Alz-112 pada salah seekor simpanse, yang diberi nama simpanse 9 atau 'mata cerah' telah menunjukkan kemajuan yang signifikan. Mata cerah terbukti mampu menyelesaikan tugas menyusun tumpukan lingkaran berlubang (menara lukas) dan memindahkan ke tiga pasak berbeda dalam waktu cepat dan beraturan.Â
Tetapi sebuah tragedi menghancurkan impian keberhasilan itu, sebab mata cerah menjadi lebih gusar dan agresif ketika ternyata diketahui telah melahirkan bayi simpanse, dan dalam tragedi itu membuat mata cerah alias simpanse 9 terbunuh. Bayi simpanse kemudian dibesarkan oleh Will Rodman secara mandiri di luar pengawasan Gen-Sys.
Oleh Will, bayi simpanse diberi nama Caesar, dan kecerdasan Caesar tampak telah menurun dari ibunya yang telah menerima dosis Alz-112. Saat Caesar menginjak dewasa, emosionalnya pun terbentuk sampai ia terkena kasus penganiayaan terhadap manusia karena emosi melihat ayah Will Rodman, yang berarti kakek asuhnya, dipojokkan oleh tetangganya lantaran penyakit alzheimer yang diderita kakek asuhnya menimbulkan kerusakan mobil yang sedang diparkir.Â