Deg
Jantung Shania berdetak lebih cepat. Pertanyaan ini sulit untuk dijawab. Lebih sulit daripada menjawab pertanyaan 'kamu suka aku?'.
"Aku saranin, jangan suka sama Azriel."
***
Butuh waktu 30 menit untuk sampai di penginapan. Dari jarak sekitar 20 meter, Shania bisa melihat Azriel duduk di teras rumah. Dia sedang berbincang, entah dengan siapa.
Shania memberanikan diri untuk mendekat. Semakin dekat, sosok itu semakin jelas. Seorang gadis berperawakan tinggi, kulit putih, mata bulat dengan senyum memikat. Mereka berdua saling melempar tawa, terasa hangat dan tanpa kecanggungan. Sifat kaku Azriel luruh begitu saja. Dia menjadi sosok yang sangat berbeda dari biasanya.
"Hai, Mbak." Gadis itu melambai ke arahnya. Senyum mautnya sungguh sangat memikat. Shania membalasnya dengan senyum kaku. Matanya sedikit melirik Azriel yang terlihat enggan bertatapan dengannya.
"Dari mana, Mbak?"
"Rapat," jawab Shania singkat.
Gadis itu mengangguk kecil, kemudian menoleh pada Azriel di sampingnya. "Oh, ini temen yang kamu ceritain tadi ya, Beb?"
Beb?Â