Setelah selesai membayar seluruh perawatan Azka, aku kembali ke depan Ruang IGD dan berusaha menghubungi Bi Oni dengan menggunakan Ponsel Gadis itu, sedangkan Pria tua itu masih duduk di kursi penunggu.
"Assalamualaikum Bi, Ini Angga, Bi bisa ke Rumah sakit Cantika Harapan sekarang, Azkania kecelakaan!." Ucapku di telepon.
"Astagfirullah, Non Azka, baik den Bibi akan ke Rumah sakit sekarang." Ucap Bi Oni kaget.
Setidaknya aku tenang ketika sudah memberi tahu Bi Oni.
"Terima kasih Pak atas bantuannya, jika tidak ada bapak saya tidak tahu akan seperti apa, oh iya nama bapak siapa?." Ucapku yang memulai pembicaraan.
"Sama-sama De, nama saya Jaka." Sahut Pria itu bernama Jaka.
"Sekali lagi terima kasih Pak Jaka, saya berhutang budi pada bapak." Kataku yang merasa tidak enak kepada Pak Jaka.
Tak lama Bi Oni datang dan menghampiri aku dan Pak Jaka, dengan wajah lemas dan terlihat cape bi Oni langsung menanyakan kabar Azka, Pantas saja bi Oni sangat khawatir dengan Azka karena bi Oni sudah menganggap Azka seperti anaknya sendiri, dia sudah merawat Azka sejak kecil jadi pantas saja cemas dan sedih ketika mendengar kabar ini.
"Den bagaimana keadaan non Azka?." Tanya bi Oni khawatir.
"Bi Oni sebaiknya duduk dulu, biar Angga ambilkan air minum ya, bibi tunggu di sini saja!." Ucapku seraya pergi ke arah kantin RS.
Bi Oni terlihat terengah-engah dengan mata sembab dan bercucuran air mata.