Mohon tunggu...
Sri Lestari
Sri Lestari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Reader & Blogger

Never give up and always learrn to be better

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehilangan Dunia

1 April 2022   19:15 Diperbarui: 16 April 2022   11:30 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tengah nasib menyusul Merbau, aku menggumam. "Mengapa aku harus kehilangan dunia secepat ini?"

***

Walau tak berharap mati, tapi kupikir aku akan mati. Namun, saat ternyata masih diberi hidup, kini aku benar-benar berharap mati.

Suara itu masih ada, bukan lagi berasal dari alat yang menjulur panjang dan bergerigi tajam, melainkan berasal dari alat yang jauh lebih mengerikan. Aku tak bisa berbuat apa-apa saat alat itu terus mendorong tumpukan tanah lurus ke depan dan ke samping. Aku masih menatap hingga ketika alat itu bergerak ke arahku. Seketika rasa panik menyerang, dan kini aku tidak lagi dapat melihat semua itu, sepenuhnya tubuhku telah tertimbun tumpukan tanah. Lalu aku merasa beban yang amat berat menimpa tubuhku, memaksa tubuh yang amat kerdil ini untuk melesak semakin dalam.

 "Hei! Hei!" Aku berseru-seru. "Ada yang bisa mendengarku?"

"Aku mendengarmu, Jati."

"Aku mendengarmu, Jati."

"Aku mendengarmu, Jati."

Namun, hanya ada kekosongan, dan semua kekosongan ini sangat gelap. Aku tidak lagi bisa menatap meski hanya sekadar hamparan luas yang panas dan gersang. Aku tidak lagi bisa melihat semburat jingga saat terbit dan terbenamnya matahari di timur dan barat. Aku tak lagi bisa melihat gemerlap malam yang timbul karena banyaknya titik cahaya yang berhamburan. Semua terenggut secara paksa.

"Apa aku akan hidup seperti ini sampai waktu yang tidak ditentukan?"

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun