Hal yang langka kujumpai pagi ini. Segerombolan hewan berkaki empat melintas tergesa di hadapanku. Dan Harimau adalah salah satunya. Kau tahu Harimau bukan? Dia adalah jenis kucing terbesar dari spesiesnya, bahkan lebih besar daripada Singa. Tetapi tentu bukan itu, yang kumaksud langka di sini adalah: segerombolan Harimau itu melintas dengan dua ekor Rusa yang berjarak tak jauh dari mereka, dan jangan pula lupakan beberapa ekor Singa yang ada di antaranya.
"Apa dunia akan kiamat?" tanya Merbau. Â Â Â Â
"Kenapa berpikir begitu?" Meranti balik bertanya.
"Apa tak kau lihat yang barusan itu?"
"Lalu apa yang salah dengan itu?"
Lagi-lagi berupa tanya.
"Sudahlah. Mungkin kau tak sepemikiran denganku."
Hal yang kemudian membuat Meranti tertawa-tawa. "Jangan karena usia yang sudah menggerogoti lalu kau jadi berpikir dunia akan segera kiamat, Wit Tua!"
***
Kali ini Rusa, Kancil, Beruang, Kera, Harimau dan hewan-hewan berkaki lainnya kulihat melintas lebih tergesa dibanding hari yang lalu. Mereka tak melintas secara bersamaan. Awalnya segerombolan Rusa dan Kancil, lalu Kera, lalu Beruang, lalu Harimau, lalu Singa, bergantian. Kulihat wajah-wajah itu tampak ketakutan. Beberapa kali mereka menoleh ke belakang, entah apa yang dilihat. Dan itu terus berlangsung, karena pemandangan yang sama kujumpai esoknya lagi, esoknya lagi, esoknya lagi, hingga kurasa hampir seluruh hewan penghuni sepertinya sudah pergi meninggalkan hutan ini. Meski begitu, aku hanya menerka, tak ribut bertanya-tanya seperti yang dilakukan Mahoni, Keruing, Waru, Meranti, Akasia dan sederet kawan lainnya.
"Seberapa keras pun kau berteriak, tak akan bisa hewan-hewan itu mendengar suaramu, Bodoh."