Mohon tunggu...
Sri Indriyani
Sri Indriyani Mohon Tunggu... Jurnalis - Hai nama saya sri indri yani biasa disapa indri.Aku seorang Mahasiswa dari Bandung.Saat ini Aku sudah memasuki semester 4.Dengan program studi Ilmu Jurnalistik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama aku indri.hobby saya menulis.cita-cita menjadi seorang jurnalis yang hebat.Saat aku sedang menempuh pendidikan di salah satu kampus swasta di Bandung.Menulis adalah bagian dari hidup ku.Karena dengan menulos aku bisa meluapkan segala jenis bentuk emosional didalam jiwa.Aku punya tips nih jika kalian memilki masalah jangan dilampiaskan kepada orang lain,tapi coba lampiaskan lewat tulisan itu rasanya di jamin plong banget.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Duka Gadis di Musim Semi

19 Februari 2021   16:25 Diperbarui: 19 Februari 2021   16:28 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi bukan ini yang aku inginkan,apakah kamu pernah merasakan kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidup mu?Rasanya itu sakit banget.Seperti teriris belati Gadis."Kata Rey dengan suara tak kalah tingginya.

"Aku pernah merakana kehilangan,Aku pernah kehilangan kamu."

"Hah?"

"Iya aku kehilangan sosok Rey yang kuat,tegar,ceria,dan selalu dekat pada Tuhan".

Aku termenung sejenak mendengar apa yang baru saja diucapkan Gadis."Apakah benar aku bukanlah Rey yang dulu?"Tidak aku belumlah hilang,besok kita ke tepi danau seperti biasa".

Setelah mendengar itu Gadis beranjak pergi meninggalkan kamar mewah milik seorang Rey Putra Adiwijaya.

Setelah pertemuan ku dengan Gadis ditepi Danau,Aku selalu terbayang-bayang dengan sosok Gadis.Perkataan lembut nya selalu terngiang-ngiang di telingaku.Gadis mengatakan jikalau kebahagiaan itu sangatlah sederhana.Dan ternyata statemen Gadis benar adanya,di kamar ini aja aku udah bisa merasakan kebahagiaan walau hanya membayangkan senyuman manis Gadis.Bukan hanya itu gadis juga berkata kalau hidup ini harus tetap dinikmati walaupun terasa berat.Sebab hidup itu cuma sekali dan hanya sebentar.

Tiba-tiba tenggorokan ku terasa sakit seperti ada sesuatu didalamnya.Aku merasa mual dan aku pun muntah.

Aku Sungguh kaget dengan pemandangan yang memuntahkan.Darah segar yang begitu banyak membanjiri sprei warna biru.Seketika pula aku tak sadarkan diri.

Sebulan kemudian...
Aku seakan mulai kehilangan separuh nyawanya.Aku memandang ke arah jendela.Disana terdapat sebuah pohon besar,ranting pohon itu sudah mulai patah,dan daunnya pun mulai berguguran dan itu pertanda musim semi akan segera berakhir seperti diriku yang tidak lama lagi aku berpulang.

"Rey sayang..."Panggil Gadis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun