Gadis kemudian menatap lembut mataku.Aku bisa melihat dengan jelas pancaran kekhawatiran dari bola mata coklat miliknya.
"Semua orang khawatir denganmu Rey".Jawab Gadis dengan suara lembut khas miliknya.
"Baiklah sini duduk disamping ku.Aku kangen duduk berdua dengan kekasih ku".Ajak Rey sambil menunjuk bangku kosong disebelah tempat ia duduk.
Â
Gadis beranjak duduk disamping lelaki yang sudah menjadi kekasihnya selama lima tahun lamanya.Langsung saja tanpa meminta izin Rey langsung tidur di panggkuannya.Gadis tidak bisa menolak karena ia yakin kalau Rey  sudah lama tidak bersikap manja padanya.Dengan lembut Gadis membelai rambut sang kekasihya Rey.
"Apa kamu tahu bagaimama perasaanku,berbulan-bulan aku terbaring di ranjang rumah sakit itu.Kamu tahu bagaimana sedih dan sepinya aku?Dan apakah salah jikalau aku ingin menghirup udara di musim semi ini?Melihat bunga-bunga bermekaran dan kupu-kupu saling bercengkrama sembari menghisap madu."Ceramah Rey panjang lebar seperti Guru Matematika yang menjelaskan rumus trigonometri.
Seketika wajah Gadis menjadi sendu dan matanya berkaca-kaca,ia memeluk erat tubuh Rey erat-erat.
"Rey,seandainya kamu tahu gimana panik dan khawatirnya aku.Aku sangat mencintaimu,dan tak ingin kehilanganmu,sungguh aku tidak ingin itu terjadi".
Usai mendengar lontaran kalimat itu,Rey pun bangun dan mengecup lembut bibir merah milik Gadis.
"Aku akan pulang tapi dengan satu syarat".Ujar Rey selepas mengecup bbir rabun milik Gadis".
"Apapun syaratnya aku turuti,asalkan kamu pulang ke kamar ya.Karena dokter mau memeriksa kondisi kamu".Jawab Gadis menyanggupi syarat yang diajukan Rey.
"Syaratnya adalah kamu harus tetap tersenyum meskipun suatu saat nanti aku udah pergi jauh dari dunia ini".Kata Rey menjelaskan Syarat yang diajukan.
"Baiklah sayang jika itu permintaanmu.aku akan selalu tersenyum.karena syaratnya udah sekarang kita pulang ke kamar ya".Kata Gadis sambil menggandeng mesra kekasihnya.