Mohon tunggu...
Sri Indriyani
Sri Indriyani Mohon Tunggu... Jurnalis - Hai nama saya sri indri yani biasa disapa indri.Aku seorang Mahasiswa dari Bandung.Saat ini Aku sudah memasuki semester 4.Dengan program studi Ilmu Jurnalistik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama aku indri.hobby saya menulis.cita-cita menjadi seorang jurnalis yang hebat.Saat aku sedang menempuh pendidikan di salah satu kampus swasta di Bandung.Menulis adalah bagian dari hidup ku.Karena dengan menulos aku bisa meluapkan segala jenis bentuk emosional didalam jiwa.Aku punya tips nih jika kalian memilki masalah jangan dilampiaskan kepada orang lain,tapi coba lampiaskan lewat tulisan itu rasanya di jamin plong banget.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Duka Gadis di Musim Semi

19 Februari 2021   16:25 Diperbarui: 19 Februari 2021   16:28 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tahu kamu pasti sangatlah jenuh terus berlama-lama berada dikamar itu?Kamu tahu nggak sayang?"

"Tau apa?"tanyaku kepo.

Gadis menghela nafas panjang."Kata dokter berdasarkan hasil pemeriksaan kondisi kamu dinyatakan sudah membaik dan kamu sudah dibolehkan untuk pulang".

"Wah serius?"tanya Rey dengan membulatkan mata tanda tidak percaya.

"Iya serius sayang".Jawab Gadis.

Dan ternyata perkataan Gadis 100% benar.Pagi harinya Bunda,Gadis dan Kaka ku Dewy membawaku pulang dan meninggalkan kamar yang seperti penjara bagiku.Tapi lagi-lagi aku dibuat bingung kenapa Ayah tidak ikut untuk menjemput kepulangan putra tampannya itu.

Aku semakin dibuat ambigu.Saay tiba di halaman rumah mewah ku,semua orang mengenakan baju hitam dan menatap kasihan ke arah ku.Ada apa sebenarnya?

Tak ada jawaban.Lalu kami pun melangkah masuk.Aku kaget,ketika mendapati sebuah tubuh dibalut kain kafan tergeletak di lantai tempat yang biasanya aku dan keluarga ku tertawa riang.Dan lebih kagetnya lagi ketika aku melihat foto Ayah berada diatas keranda itu...Ayah?

"Kamu ngapaian di kamar sendirian?"Tanya Gadis padaku.

Kenapa kamu bawa aku pulang kalau hanya untuk menyaksikan jikalau Ayahku sudah dipanggil oleh Tuhan?"Tanya Rey dengan suara terisak.

"Itu bukan inginku,bukankah kamu sendiri yang kerap kali memaksakan ingin pulang?".Suara Gadis sedikit meninggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun