"Aku tahu kamu pasti sangatlah jenuh terus berlama-lama berada dikamar itu?Kamu tahu nggak sayang?"
"Tau apa?"tanyaku kepo.
Gadis menghela nafas panjang."Kata dokter berdasarkan hasil pemeriksaan kondisi kamu dinyatakan sudah membaik dan kamu sudah dibolehkan untuk pulang".
"Wah serius?"tanya Rey dengan membulatkan mata tanda tidak percaya.
"Iya serius sayang".Jawab Gadis.
Dan ternyata perkataan Gadis 100% benar.Pagi harinya Bunda,Gadis dan Kaka ku Dewy membawaku pulang dan meninggalkan kamar yang seperti penjara bagiku.Tapi lagi-lagi aku dibuat bingung kenapa Ayah tidak ikut untuk menjemput kepulangan putra tampannya itu.
Aku semakin dibuat ambigu.Saay tiba di halaman rumah mewah ku,semua orang mengenakan baju hitam dan menatap kasihan ke arah ku.Ada apa sebenarnya?
Tak ada jawaban.Lalu kami pun melangkah masuk.Aku kaget,ketika mendapati sebuah tubuh dibalut kain kafan tergeletak di lantai tempat yang biasanya aku dan keluarga ku tertawa riang.Dan lebih kagetnya lagi ketika aku melihat foto Ayah berada diatas keranda itu...Ayah?
"Kamu ngapaian di kamar sendirian?"Tanya Gadis padaku.
Kenapa kamu bawa aku pulang kalau hanya untuk menyaksikan jikalau Ayahku sudah dipanggil oleh Tuhan?"Tanya Rey dengan suara terisak.
"Itu bukan inginku,bukankah kamu sendiri yang kerap kali memaksakan ingin pulang?".Suara Gadis sedikit meninggi.