Mohon tunggu...
Sri Indriyani
Sri Indriyani Mohon Tunggu... Jurnalis - Hai nama saya sri indri yani biasa disapa indri.Aku seorang Mahasiswa dari Bandung.Saat ini Aku sudah memasuki semester 4.Dengan program studi Ilmu Jurnalistik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama aku indri.hobby saya menulis.cita-cita menjadi seorang jurnalis yang hebat.Saat aku sedang menempuh pendidikan di salah satu kampus swasta di Bandung.Menulis adalah bagian dari hidup ku.Karena dengan menulos aku bisa meluapkan segala jenis bentuk emosional didalam jiwa.Aku punya tips nih jika kalian memilki masalah jangan dilampiaskan kepada orang lain,tapi coba lampiaskan lewat tulisan itu rasanya di jamin plong banget.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Duka Gadis di Musim Semi

19 Februari 2021   16:25 Diperbarui: 19 Februari 2021   16:28 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gadis kemudian menatap lembut mataku.Aku bisa melihat dengan jelas pancaran kekhawatiran dari bola mata coklat miliknya.

"Semua orang khawatir denganmu Rey".Jawab Gadis dengan suara lembut khas miliknya.

"Baiklah sini duduk disamping ku.Aku kangen duduk berdua dengan kekasih ku".Ajak Rey sambil menunjuk bangku kosong disebelah tempat ia duduk.
 
Gadis beranjak duduk disamping lelaki yang sudah menjadi kekasihnya selama lima tahun lamanya.Langsung saja tanpa meminta izin Rey langsung tidur di panggkuannya.Gadis tidak bisa menolak karena ia yakin kalau Rey  sudah lama tidak bersikap manja padanya.Dengan lembut Gadis membelai rambut sang kekasihya Rey.

"Apa kamu tahu bagaimama perasaanku,berbulan-bulan aku terbaring di ranjang rumah sakit itu.Kamu tahu bagaimana sedih dan sepinya aku?Dan apakah salah jikalau aku ingin menghirup udara di musim semi ini?Melihat bunga-bunga bermekaran dan kupu-kupu saling bercengkrama sembari menghisap madu."Ceramah Rey panjang lebar seperti Guru Matematika yang menjelaskan rumus trigonometri.

Seketika wajah Gadis menjadi sendu dan matanya berkaca-kaca,ia memeluk erat tubuh Rey erat-erat.

"Rey,seandainya kamu tahu gimana panik dan khawatirnya aku.Aku sangat mencintaimu,dan tak ingin kehilanganmu,sungguh aku tidak ingin itu terjadi".

Usai mendengar lontaran kalimat itu,Rey pun bangun dan mengecup lembut bibir merah milik Gadis.

"Aku akan pulang tapi dengan satu syarat".Ujar Rey selepas mengecup bbir rabun milik Gadis".

"Apapun syaratnya aku turuti,asalkan kamu pulang ke kamar ya.Karena dokter mau memeriksa kondisi kamu".Jawab Gadis menyanggupi syarat yang diajukan Rey.

"Syaratnya adalah kamu harus tetap tersenyum meskipun suatu saat nanti aku udah pergi jauh dari dunia ini".Kata Rey menjelaskan Syarat yang diajukan.

"Baiklah sayang jika itu permintaanmu.aku akan selalu tersenyum.karena syaratnya udah sekarang kita pulang ke kamar ya".Kata Gadis sambil menggandeng mesra kekasihnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun