Hingga suatu ketika, setelah dua puluh lima tahun berlalu. Tanpa sengaja seorang lelaki menabrak tubuh perempuan yang sedang berjalan santai di pedestrian Speer Boulevard kota Denver.
"Maafkan aku Nona..." lelaki itu meminta maaf dan membantu perempuan itu berdiri. Perempuan itu terdiam, dia sibuk membersihkan rok dan tasnya yang terkena debu. Mata lelaki itu melihat tanda lahir berbentuk bulat warna hitam  di punggung tangan kanan sang perempuan.
"Apakah kamu Michelia?" lelaki itu bertanya dengan suara tercekat. Perempuan berkaca mata hitam itu memandangnya ragu.
"Apakah namamu Michelia?"
Perempuan itu menjadi bingung, mengapa lelaki ini menahu namanya.
"Pasti kamu Micheliaku," lelaki itu membuka topi yang dipakainya.
"Apakah kamu masih ingat padaku? Ini aku Dex, kekasihmu..."
Michelia membuka kacamatanya dan mengamati seksama wajah lelaki di hadapannya. Memang agak mirip dengan wajah Dex, tetapi lelaki ini kulitnya lebih gelap.
"Kamu adalah kekasihku. Tanda lahir ini tidak mungkin berbohong padaku," lelaki itu memperlihatkan tanda lahir yang berada di punggung tangan perempuan itu. Michelia menggeleng panik, dia tidak percaya lelaki itu adalah Dex.
"Dex sudah lama meninggal karena kecelakaan pesawat," Michelia menjawab yakin.
"Kamu jangan lupa, miracle itu selalu ada Sayang."