*
Lima tahun telah berlalu. Kepergian Dex tidak mematikan bara cinta dalam dada Michelia. Walaupun Oma telah memperkenalkannya pada beberapa orang lelaki, namun hati Michelia tetap untuk Dex.
"Sampai kapan kamu mau mau hidup melajang seperti ini?"
Michelia tersenyum tipis menjawab pertanyaan Oma.
"Aku yakin akan bertemu lagi dengan Dex, kekasihku."
"Jangan kamu pelihara terus khayalanmu. Dex sudah tiada, saatnya engkau membenahi kehidupanmu."
"Aku sudah bahagia seperti saat ini Oma."
"Kehidupan menjadi pengurus panti asuhan bukan masa depan yang baik. Kamu harus membentuk keluargamu sendiri, punya suami dan anak-anak dari rahimmu sendiri. Aku ingin sekali menimang cucu darimu."
"Oma... aku sudah rela mengabdikan diriku untuk mengurus anak-anak di panti asuhan. Aku tidak sendiri karena kurasakan Dex selalu ada bersamaku."
Oma menatap cemas wajah Michelia. Dia sangat kuatir jangan-jangan cucunya mulai hilang ingatan karena kematian kekasihnya.
*