"Aku tidak percaya kamu adalah Dex. Dia sudah lama meninggal."
"Percayalah...aku adalah Dex William, kekasihmu," lelaki itu memperlihatkan ID cardnya kepada Michelia.
"Kamu pandangi mataku, apa yang kamu lihat disana?" tiba-tiba lelaki itu memeluk Michelia. Perempuan itu memandang sepasang bola mata milik lelaki itu, yang sebelah kanan berwarna coklat dan bola mata kiri berwarna hijau emerald. Bola mata lelaki itu seperti warna bola mata Dex, kekasihnya. Michelia mengingat lelaki pujaannya menderita sindrom Heterochromia yang mempunyai warna bola mata berbeda. Lelaki ini benar adalah Dex kekasihnya yang disangka telah meninggal puluhan tahun lalu.
"Ya Tuhan..." Michelia menangis tersedu-sedu.
"Katakan padaku bagaimana kamu dapat selamat dari kecelakaan itu? Mengapa kamu tidak segera mencariku?" terdengar rutukan kesal Michelia.
"Ceritanya sangat panjang," Dex menjawab singkat. Sore itu mereka menghabiskan waktu bersama untuk membangun kepingan hati yang telah porak-poranda diterjang badai.
*
Beberapa tahun setelah pernikahan Dex dan Michelia, mereka kembali mendapat kejutan istimewa. Insiden diawali dengan seorang lelaki botak tanpa sengaja menabrak Michelia. Beberapa minggu kemudian, tanpa sengaja mereka bertemu lagi dengan lelaki itu.
"Lihatlah Sayang, lelaki itu yang telah menabrakku tempo hari," dari pintu shopping center Michelia memandang seorang lelaki botak yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Mau apa dia memata-matai kita?" dilihatnya lelaki itu dari kejauhan memandang takut-takut kepada Dex dan Michelia.
"Aku akan membuat perhitungan dengannya," Dex melangkah menuju ke tempat duduk lelaki botak itu.