"Kita semua akan tetap bersama, iya kan Sayang?" Michelia mendekat dan memeluk manja pinggang Dex. Lelaki itu menoleh dan mencium lembut kening perempuan yang sangat dicintainya.
"Aku tidak pernah menyangka kita akan bertemu lagi..." Sui memandang wajah Dex dan Michelia dengan mata basah.
"Kalian memang berjodoh, aku siap menjadi Paman yang baik untuk anak-anak kalian."
Dex tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat polos Sui.
"Tampaknya kita perlu menambah momongan untuk memenuhi keinginan Sui. Apakah kamu setuju Sayang?" Dex berbisik lembut dan membuat Michelia tersipu malu.
"Tunggulah... Myer dan Lila bakal memberikanmu cucu yang lucu, Grandpa..." senyum keibuan Michelia mengembang. Matanya menatap Sui dengan pandangan jenaka. Anak angkat Michelia dari panti asuhan telah menikah dan sekarang sedang hamil muda.
"Apa? Aku akan menjadi Grandpa? Oh Tuhan...betapa tuanya diriku sekarang."
"Sudahlah... jangan sok drama melulu. Sekarang kita ke sana, perutku meronta-ronta setelah mendengar tangismu," Dex menunjuk sebuah caf yang berada beberapa langkah di hadapannya. Tercium aroma kopi menggemaskan dari arah cafe.
"Bagaimana aku akan..." Sui merogoh sakunya dengan cemas.
"Tenanglah... aku menjadi tuan rumah kalian sore ini. Ayo kita menikmati secangkir cappuccino panas di Blue Sparrow Coffee," Michelia menggandeng mesra tangan Dex. Mereka bertiga berjalan menembus keramaian Platte street yang tidak pernah sepi dari hikuk pikuk manusia saat weekend. Sui mengusap matanya, tidak percaya dengan pertemuan ini.
"Bagaimana kamu sampai terdampar di sini kawan? Welcome to USA," Dex menepuk riang bahu Sui.