"Sekali lagi, saya mohon maaf dan terima kasih, telah diberi tawaran yang amat baik, ... Saya tidak mampu menerimanya, ..."
Setelah kalimat itu selesai, dia heran sendiri, "... 'kok bisa, aku menyusunnya seperti tadi itu, ..."
"Ok, bapak hargai keputusanmu, ... Kalau bapak boleh tahu, kegiatanmu itu apa saja ?"
"Jadi guru bantu untuk matematika di kelas paket C. Menyiapkan atlet pencak silat untuk kejuaraan antar perguruan tinggi, .... dan ... Magang di bagian marketing perusahaan ...."
Kali ini, dia merasa salah. Merasa telah menyombongkan diri, di depan dosen yang sangat dia hormati.
"Bagus-bagus-bagus, .... Kamu ngajar matematika dan melatih silat, ... Bapak kagum padamu, ..."
"Terima kasih, pak, ... Alhamdulillah"
Tiba-tiba gawainya bergetar. Lalu bergetar lagi. Tangan halus agak berbulu itu, merogoh tas, mengeluarkan gawainya.
"Maaf, pak, saya matikan dulu ..."
"Sudah, angkat saja, barangkali penting, ..."
***