Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | "Wad, ...!"

11 Februari 2022   12:35 Diperbarui: 11 Februari 2022   12:44 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kawanan jomblo ini sejenak terdiam, mendengar ocehan itu. Menejer kafe yang mendampingi Kasir, merasa dibela. Keluar dari posisi tersudut dalam keroyokan sengit.

Mahasiswa yang terlihat konservatif bin jadul bin kuno bin ndusun itu, dengan tenang melanjutkan,

.Atau, ... Atau ada yang meliuk-liuk setengah bugil nyanyi dangdut, ... Bagaimana cara loe makan rujak kesukaan loe, ... ?"

Dalam kawanan yang berpenampilan "mambo", alias "aneka gaya" itu masih ada yang bersungut-sungut. Mereka mengerubungi meja kasir.

Maksudnya, antri. Gantian bayar yang sudah masing-masing pesan.  Makanan dan minuman yang sudah pindah ke lambungnya.

Katanya, mahasiswa. Katanya, berpendidikan tinggi. Tapi tidak ada sopan-sopan-nya. Tepatnya, condong ke biadab.

Tapi menyebutnya dengan kalimat dalam paragraf di atas, .... Justru merendahkan diri sendiri.

Begitu wejangan untuk gadis stunting, yang tengah bertindak selaku Kasir . Menejer on duty itu, merasa harus melindungi anak buahnya yang belum lepas ketegangannya.

Akibat nada-nada iminidatif dari gerombolan mambo-jomblo. Bersyukur mereka sudah berlalu.

Kembali ke urusan panggung kecil setinggi dua puluh lima senti. Jenis musik yang dimainkan, disajikan di kafe itu, katanya, untuk membangun suasana yang lebih "akademis" dan "sersan", serius tapi santai.

"Aha, ha haa, alasan psudo ilmiah. Yaa, begitulah, agak-agak ilmiah dan sedikit keangkuhan sosial" , seru hati sang menejer kafe. Di kamar mandi, rumah petak kontrakannya selalu mendendangkan "Begadang" dan "Darah Muda" , lagunya sang raja dangdut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun