Menurut Abdullah (2005), kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang membuat seseorang menjadi utuh, sehingga dapat mengintegrasikan berbagai fragmen kehidupan, aktivitas dan keberadaannya. Kecerdasan spiritual memungkinkan seseorang dapat mengetahui apa sesungguhnya dirinya dan organisasinya. Kecerdasan spiritual memungkinkan lahirnya wawasan dan pemahaman untuk beralih dari sisi dalam ke permukaan keberadaan seseorang, tempat seseorang bertindak, berpikir dan merasa.
Menurut Zohar dan Marshall (2007), kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Menurut Siswanto (2010), kecerdasan spiritual adalah kecerdasan pokok yang dengannya dapat memecahkan masalah-masalah makna dan nilai menempatkan tindakan dalam konteks yang lebih luas, kaya, dan bermakna. Kecerdasan spiritual merupakan sebuah konsep yang berhubungan dengan bagaimana seseorang dalam mengelola dan mendayagunakan makna-makna, nilai-nilai, dan kualitas kehidupan spiritual.
Menurut (Vendy,2014 dalam dewi indra, 2018) kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang merefleksikan antara unsur jasmani dan rohani. Suharsono (2016) mendefinisikan kecerdasan spiritual adalah suatu kecerdasan yang menghasilkan karya kreatif dalam berbagai bidang kehidupan, karena Upaya manusiawi yang suci "bertemu" dengan inspirasi Ilahi, yaitu suara hati Ilahiyah yang memotivasi seseorang untuk berbuat atau tidak berbuat. Ada beberapa nilai-nilai dari kecerdasan spiritual berdasarkan komponen-komponen dalam SQ yang banyak dibutuhkan dalam dunia pekerjaan, diantaranya adalah :
1. Mutlak Jujur
2. Keterbukaan
3. Pengetahuan diri
4. Fokus pada kontribusi
5. Spiritual non dogmatis
Tanda-tanda mereka yang memiliki kecerdasan spiritual adalah memiliki:
1. Kemampuan bersikap fleksibel, luwes, dan adaptif