Mohon tunggu...
Siti Hamida
Siti Hamida Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Halo! Nama saya Siti Hamida Imi, seorang pelajar SMA di kelas XII di SMA Plus Al-Fatimah. Saya sangat menyukai dunia menulis dan seringkali menuangkan ide-ide saya dalam bentuk artikel dan cerita pendek di blog ini. Melalui blog ini, saya berharap dapat berbagi pemikiran dan pengalaman saya tentang berbagai topik, mulai dari buku yang saya baca hingga isu-isu sosial terkini. Terima kasih sudah berkunjung, dan semoga tulisan-tulisan saya bisa menginspirasi kalian!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjuangan Meraih Mimpi Besar

17 September 2024   06:32 Diperbarui: 17 September 2024   06:34 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayok kita pulang, kita akan berlibur ke Surabaya,besok kita berangkat." Ajak ayah.

Di hari esok mereka semua berangkat ke Surabaya pukul 7 pagi, setelah di Surabaya, Aurel mengajak untuk ke mall, namun tiba-tiba ayah Aulia merasa tidak enak badan. Akhirnya mereka pulang , tapi ayah aulia selalu terlihat sehat dan semangat walaupun sedang sakit. Sesampainya di rumah, ayah langsung istirahat. Aurel dan Aulia bahagia bisa liburan bersama walau hanya sebentar.

Di malam hari ketika Aurel sudah tidur, badan ayah Aulia menggigil dan demam. Terpaksa Aulia dan ibunya menelpon om nya untuk mengantar ayah nya ke rumah sakit. Aurel di rumah bersama neneknya. Di malam itu ayahnya di larikan ke IGD dan ternyata harus segera di bawa ke ICU karena kondisinya sudah tidak stabil. Aulia sangat sedih, seharusnya dia bahagia setelah liburan, tetapi ayahnya jatuh sakit. Ketika ayahnya sudah sadar, ayahnya ingin berbicara dengan Aulia.

"Nak mungkin ayah sebentar lagi sudah tiada, tolong jaga ibumu dan adekmu ya." Ucap ayah dengan terbata-bata dan nafas yang sudah mulai hilang.

"Ayah...ayah nggak boleh kayak gitu, aku yakin ayah kuat, ayah bilang mau nemenin aku sampai sukses." Kata Aulia dengan air mata bercucuran membasahi seluruh wajahnya.

Setelah Aulia berkata ayahnya sudah tidak sadarkan diri, jantungnya lemah kondisinya semakin menurun. Ibunya menuntun syahadat. Setelah itu ayahnya tiada dengan tersenyum pada Aulia. Aulia selalu berusaha kuat, karena, jika dirinya sedih, bagaimana dengan ibu dan adiknya?.

Ayahnya di makam kan, Aulia menahan air matanya untuk  menguatkan ibunya. Aurel masih tidak mengerti apa yang terjadi, karena dia terakhir melihat ayahnya masih terlihat sehat. Lalu Aulia memberitau Aurel dengan perlahan, meskipun mungkin Aurel akan mengerti ketika dia sudah besar.

1 tahun kemudian

Melewati hari hari-hari tanpa sosok ayah, dia sudah terbiasa, walaupun ayahnya sudah tiada, dia tidak pernah menyerah meraih mimpinya. Ibu yang selalu menyemangatinya dan adiknya yang selalu ceria, membuatnya tidak pernah rapuh. Aulia sering meraih kejuaraan  olimpiade sains dan lomba non akademik ,dan tentunya dia selalu berhasil. Aulia tidak pernah sombong akan hal tersebut, dia juga mengajari teman-temanya tentang ilmu yang ia punya, agar bermanfaat untuk orang banyak .

Suatu hari...

"Kak bentar lagi kamu kuliah ya?" tanya ibu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun