Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Pinggir Jurang, Memahami Marginalisasi Masyarakat melalui Lensa Durkheim

27 Agustus 2024   14:22 Diperbarui: 27 Agustus 2024   15:58 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurangnya Akses terhadap Sumber Daya: Marginalisasi seringkali diiringi dengan keterbatasan akses terhadap sumber daya ekonomi, pendidikan, dan peluang lainnya. Hal ini dapat menyebabkan frustasi dan ketidakpuasan, yang pada gilirannya dapat memicu perilaku menyimpang dan meningkatkan risiko terjadinya anomie.

Contoh: Kelompok minoritas yang mengalami diskriminasi seringkali menghadapi kesulitan untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa termarjinalkan dan mengalami anomie.

Deviasi Sosial dan Marginalisasi? 

mile Durkheim, salah satu sosiolog paling berpengaruh, memberikan pandangan yang unik tentang deviasi sosial. Baginya, deviasi bukan sekadar pelanggaran norma, melainkan juga sebuah fenomena sosial yang memiliki fungsi tertentu dalam masyarakat.

Durkheim berargumen bahwa deviasi sosial adalah suatu kondisi yang normal dan bahkan perlu dalam masyarakat. Ia melihat beberapa fungsi penting dari deviasi sosial, antara lain:

  • Memperkuat Konsensus Sosial: Ketika seseorang melakukan tindakan yang menyimpang, hal ini akan memicu reaksi dari masyarakat. Reaksi ini justru akan memperkuat kesadaran kolektif tentang norma dan nilai-nilai yang berlaku.

  • Memperjelas Batas-batas Moral: Deviasi sosial berfungsi sebagai semacam garis batas yang menunjukkan apa yang dianggap benar dan salah dalam suatu masyarakat. Dengan melihat tindakan yang menyimpang, masyarakat menjadi lebih jelas tentang norma-norma yang harus diikuti.

  • Mendorong Perubahan Sosial: Dalam beberapa kasus, deviasi sosial dapat menjadi katalisator perubahan sosial. Tindakan-tindakan yang dianggap menyimpang pada awalnya, mungkin saja pada akhirnya diterima dan menjadi bagian dari norma baru.

Kaitan antara deviasi sosial dan marginalisasi dalam pemikiran Durkheim terletak pada konsep kesadaran kolektif. Ketika seseorang melakukan tindakan yang menyimpang, mereka secara otomatis menempatkan diri di luar batas kesadaran kolektif. Mereka tidak lagi dianggap sebagai bagian yang integral dari masyarakat. Marginalisasi dalam konteks ini berarti pengucilan atau pengasingan sosial. Individu yang menyimpang seringkali mengalami stigma, diskriminasi, dan penolakan dari lingkungan sosialnya. Hal ini dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan mereka, seperti kesempatan kerja, hubungan sosial, dan harga diri. Dalam hal ini ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi marginalisasi:

  • Tingkat Keparahan Deviasi: Semakin serius tindakan yang menyimpang, semakin besar kemungkinan seseorang akan mengalami marginalisasi.

  • Reaksi Masyarakat: Intensitas reaksi masyarakat terhadap tindakan menyimpang juga akan mempengaruhi tingkat marginalisasi yang dialami individu.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    10. 10
    11. 11
    12. 12
    13. 13
    14. 14
    15. 15
    16. 16
    17. 17
    18. 18
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun