Pemahaman terhadap konsep-konsep Durkheim dapat membantu pemerintah dan pembuat kebijakan dalam merancang kebijakan yang efektif untuk mengatasi masalah sosial. Misalnya, konsep integrasi sosial dapat digunakan sebagai pedoman dalam merancang program-program yang bertujuan untuk mengurangi diskriminasi dan meningkatkan kohesi sosial.
Gagasan Durkheim tidak hanya relevan secara historis, tetapi juga sangat relevan dalam memahami dunia kontemporer. Konsep-konsep yang ia kemukakan memberikan kerangka kerja yang berguna untuk menganalisis berbagai fenomena sosial, dari tingkat mikro hingga makro.Â
Globalisasi telah menciptakan dunia yang semakin terhubung, namun juga semakin kompleks. Di tengah arus globalisasi, identitas lokal dan kelompok minoritas seringkali terpinggirkan. Konsep marginalisasi Durkheim membantu kita memahami bagaimana identitas dan perbedaan budaya dapat menjadi sumber pengucilan.
Perkembangan teknologi digital yang pesat membawa dampak positif, namun juga menciptakan jurang digital. Mereka yang tidak memiliki akses atau keterampilan digital yang memadai akan tertinggal dan mengalami marginalisasi dalam berbagai aspek kehidupan. Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara kita berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini dapat berdampak pada ikatan sosial dan integrasi masyarakat.
Perubahan iklim dan bencana alam semakin sering terjadi, dan dampaknya paling terasa bagi kelompok marginal. Mereka yang tinggal di daerah rawan bencana atau memiliki sumber daya terbatas akan lebih rentan mengalami kerugian dan pengungsian. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan sosial yang drastis dan memicu perasaan isolasi pada banyak orang. Kondisi ini dapat memicu anomie dan masalah kesehatan mental.
Ketidaksetaraan ekonomi yang semakin mencolok dapat meningkatkan risiko marginalisasi dan memicu konflik sosial.
Pemahaman tentang deviasi sosial dan marginalisasi dalam perspektif Durkheim memiliki implikasi yang luas, baik dalam bidang sosiologi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa implikasi tersebut antara lain:
Pentingnya Toleransi: Kita perlu lebih toleran terhadap perbedaan dan keberagaman. Tidak semua tindakan yang dianggap menyimpang harus selalu dihukum.
Perlunya Rehabilitasi: Alih-alih hanya fokus pada hukuman, kita perlu memberikan kesempatan bagi individu yang menyimpang untuk memperbaiki diri dan kembali berintegrasi ke dalam masyarakat.
Pentingnya Perubahan Sosial: Kita perlu membuka diri terhadap perubahan sosial dan tidak selalu berpegang pada norma-norma yang sudah ada.
Durkheim memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam memahami fenomena deviasi sosial dan marginalisasi. Teorinya mengingatkan kita bahwa deviasi bukan sekadar masalah individu, melainkan juga masalah sosial yang kompleks. Dengan memahami akar penyebab deviasi sosial, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mengatasi masalah ini.