Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Pinggir Jurang, Memahami Marginalisasi Masyarakat melalui Lensa Durkheim

27 Agustus 2024   14:22 Diperbarui: 27 Agustus 2024   15:58 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemahaman terhadap konsep-konsep Durkheim dapat membantu pemerintah dan pembuat kebijakan dalam merancang kebijakan yang efektif untuk mengatasi masalah sosial. Misalnya, konsep integrasi sosial dapat digunakan sebagai pedoman dalam merancang program-program yang bertujuan untuk mengurangi diskriminasi dan meningkatkan kohesi sosial.

Gagasan Durkheim tidak hanya relevan secara historis, tetapi juga sangat relevan dalam memahami dunia kontemporer. Konsep-konsep yang ia kemukakan memberikan kerangka kerja yang berguna untuk menganalisis berbagai fenomena sosial, dari tingkat mikro hingga makro. 

  • Globalisasi telah menciptakan dunia yang semakin terhubung, namun juga semakin kompleks. Di tengah arus globalisasi, identitas lokal dan kelompok minoritas seringkali terpinggirkan. Konsep marginalisasi Durkheim membantu kita memahami bagaimana identitas dan perbedaan budaya dapat menjadi sumber pengucilan.

  • Perkembangan teknologi digital yang pesat membawa dampak positif, namun juga menciptakan jurang digital. Mereka yang tidak memiliki akses atau keterampilan digital yang memadai akan tertinggal dan mengalami marginalisasi dalam berbagai aspek kehidupan. Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara kita berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini dapat berdampak pada ikatan sosial dan integrasi masyarakat.

  • Perubahan iklim dan bencana alam semakin sering terjadi, dan dampaknya paling terasa bagi kelompok marginal. Mereka yang tinggal di daerah rawan bencana atau memiliki sumber daya terbatas akan lebih rentan mengalami kerugian dan pengungsian. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan sosial yang drastis dan memicu perasaan isolasi pada banyak orang. Kondisi ini dapat memicu anomie dan masalah kesehatan mental.

  • Ketidaksetaraan ekonomi yang semakin mencolok dapat meningkatkan risiko marginalisasi dan memicu konflik sosial.

Pemahaman tentang deviasi sosial dan marginalisasi dalam perspektif Durkheim memiliki implikasi yang luas, baik dalam bidang sosiologi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa implikasi tersebut antara lain:

  • Pentingnya Toleransi: Kita perlu lebih toleran terhadap perbedaan dan keberagaman. Tidak semua tindakan yang dianggap menyimpang harus selalu dihukum.

  • Perlunya Rehabilitasi: Alih-alih hanya fokus pada hukuman, kita perlu memberikan kesempatan bagi individu yang menyimpang untuk memperbaiki diri dan kembali berintegrasi ke dalam masyarakat.

  • Pentingnya Perubahan Sosial: Kita perlu membuka diri terhadap perubahan sosial dan tidak selalu berpegang pada norma-norma yang sudah ada.

Durkheim memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam memahami fenomena deviasi sosial dan marginalisasi. Teorinya mengingatkan kita bahwa deviasi bukan sekadar masalah individu, melainkan juga masalah sosial yang kompleks. Dengan memahami akar penyebab deviasi sosial, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mengatasi masalah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun