Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mendem dan Ndadi dalam Jaranan, dalam Beberapa Perspektif

16 Agustus 2024   07:21 Diperbarui: 16 Agustus 2024   07:24 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan: Shamans umumnya menggunakan alat-alat ritual seperti drum, rattle, atau tanaman halusinogen untuk menginduksi keadaan trans, sedangkan penari jaranan lebih mengandalkan musik, tari, dan sugesti sosial.

2. Possession Trance:

  • Kesamaan: Fenomena possession trance yang ditemukan di banyak budaya Afrika, Amerika Latin, dan Asia Tenggara memiliki kemiripan dengan mendem dalam hal perubahan perilaku, ucapan, dan kekuatan fisik yang tidak biasa.

  • Perbedaan: Dalam possession trance, roh atau dewa sering kali dianggap merasuki tubuh medium, sedangkan dalam budaya mendem, penari lebih cenderung mengalami perubahan kesadaran tanpa adanya entitas luar yang merasuki.

3. Sufi Whirling:

  • Kesamaan: Tarian Sufi yang berasal dari tradisi Islam memiliki tujuan untuk mencapai kesatuan dengan Tuhan melalui gerakan berputar yang cepat. Sama seperti mendem, tarian Sufi juga melibatkan perubahan kesadaran dan pengalaman mistik.

  • Perbedaan: Sufi whirling lebih terstruktur dan memiliki aturan yang jelas, sedangkan mendem lebih spontan dan dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya.

Mengapa Mendem dan Ndadi Terjadi dalam Jaranan?

Fenomena mendem dan ndadi dalam kesenian jaranan merupakan sebuah misteri yang menarik dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pertunjukan ini. Ada beberapa teori dan perspektif yang mencoba menjelaskan mengapa fenomena ini terjadi. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Perspektif terkait pribadi  individu: 

Neurologis 

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    10. 10
    11. 11
    12. 12
    13. 13
    14. 14
    15. 15
    16. 16
    17. 17
    18. 18
    19. 19
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun