Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mendem dan Ndadi dalam Jaranan, dalam Beberapa Perspektif

16 Agustus 2024   07:21 Diperbarui: 16 Agustus 2024   07:24 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaranan Banyuwangi: Topeng yang digunakan dalam jaranan Banyuwangi memiliki makna simbolis yang beragam. Misalnya, topeng buto melambangkan kekuatan jahat yang harus dilawan, sedangkan topeng barong melambangkan kebaikan dan kesucian. Kuda-kudaan sebagai properti utama melambangkan kekuatan dan kegagahan.

  • Ebeg Banyumas: Topeng kuda atau singa dalam ebeg Banyumas melambangkan kekuatan dan keberanian. Gerakan tarian yang meniru gerakan kuda juga mengandung makna simbolis, seperti kebebasan dan semangat juang.

  • Meski ada beberapa perbedaan dari karakteristik seperti aksesoris dan riasan wajah serta variasi pertunjukan. Saya melihat bahwa yang serupa adalah fenomena mendem dan ndadi. Kira-kira bagaimana Penjelasan sederhana nya. 

    Mendem dan Ndadi: Sebuah Fenomena Trans pada Kesenian Jaranan

    Budaya mendem dan ndadi merupakan fenomena menarik yang sering dijumpai dalam pertunjukan kesenian jaranan di wilayah Jawa. Fenomena ini melibatkan individu yang seolah-olah mengalami perubahan kesadaran atau trans, ditandai dengan gerakan-gerakan yang tidak biasa dan ucapan-ucapan yang dianggap berasal dari kekuatan supranatural. 

    Pengertian Mendem dan Ndadi

    • Mendem: Istilah mendem merujuk pada kondisi seseorang yang seolah-olah "terkubur" atau "tenggelam" dalam suatu keadaan trans. Mereka sering kali terduduk atau terbaring di tanah, tidak merespon lingkungan sekitar, dan mengalami gerakan-gerakan yang tidak terkendali. Dalam definisi lainnya, "Mendem" dalam bahasa Jawa berarti "menyembunyikan" atau "menahan". Dalam konteks budaya, mendem merujuk pada sikap menahan diri, tidak menonjolkan diri, dan menjaga kesopanan. Orang Jawa yang mendem cenderung bersikap tenang, tidak mudah marah, dan menghindari konflik. Mereka lebih memilih untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang halus dan diplomatis.

    • Ndadi: Ndadi mengacu pada kondisi seseorang yang mengalami perubahan peran atau identitas. Mereka dapat berperan sebagai tokoh-tokoh mitologi, binatang, atau bahkan orang yang sudah meninggal. "Ndadi" berarti "menjadi" atau "bersifat". Budaya ndadi menekankan pentingnya menjadi pribadi yang baik, berbudi pekerti luhur, dan patuh pada aturan. Orang Jawa yang ndadi biasanya memiliki sifat sabar, bertanggung jawab, dan menghormati orang tua dan orang yang lebih tua. Mereka juga cenderung memiliki rasa solidaritas yang tinggi dan selalu siap membantu orang lain.

    Proses Terjadinya Mendem dan Ndadi

    Proses terjadinya mendem dan ndadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

    • Ritual Persiapan: Sebelum pertunjukan, para penari jaranan biasanya melakukan ritual tertentu, seperti puasa, meditasi, atau membaca mantra. Ritual ini dipercaya dapat membuka diri mereka terhadap kekuatan supranatural.

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      6. 6
      7. 7
      8. 8
      9. 9
      10. 10
      11. 11
      12. 12
      13. 13
      14. 14
      15. 15
      16. 16
      17. 17
      18. 18
      19. 19
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
      Lihat Sosbud Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun