Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tolong, Jangan Tangkap Dia!

19 Oktober 2024   23:08 Diperbarui: 19 Oktober 2024   23:18 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

            Kia tertawa kecil. "Kau lucu. Mana mungkin kejadian tadi karena roh nenek moyang. Yang jelas kau kan  menciumiku sehingga kita tak waspada."

            "Kau tak percaya kata-kataku? Jangan menyepelekan adat istiadat! Aku menggoda dan mengancam kau, tentu saja roh nenek moyangmu murka. Lagipula area jalan tol ini angker."

            Kia mengangkat bahu. "Yang penting kita selamat."

            "Aku masih merasa tak enak hati. Aku ingin karaoke-an."

            "Memangnya larut malam begini ada karaoke yang buka?"

            "Tentu ada."

            "Okay."

***

Sebulan kemudian,

"Apa sih yang mengganjal?" Gerutu Kia sembari meraba jok kursi mobil. Ia menemukan tas selempang yang tampak gembung. "Isinya apa? Kayak batuan kerikil. Sakit banget kena punggungku."

            "Kau lihatlah sendiri," saran Fahmi sembari memundurkan jok kursi mobilnya. Senyum tersungging di bibirnya yang agak kehitaman akibat nikotin. Senyum nakal yang berkesan agak malas itu tak pernah gagal menimbulkan debaran di jantung Kia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun