Mohon tunggu...
Sinar RahayuPutri
Sinar RahayuPutri Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis dan membaca untuk mengenal dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setelah Wisuda

6 November 2021   20:20 Diperbarui: 6 November 2021   20:23 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan terlalu dipikirkan hasilnya. Yang terpenting kamu mulai dulu aja untuk membuka les privat. Aku yakin pasti banyak yang mau, kok. Ya, kan Liv?" tanya Karin pada Olive

"Iya, kalau kamu butuh sesuatu nanti kita bantu sebisanya. Jangan sungkan deh"

"Makasih banyak ya, teman-teman" Kami pun berpelukan dan kembali menikmati acara reuni hari itu. Dengan dorongan dari sahabat-sahabatku, aku yakin pasti bisa membuka jasa les privat. Rasa semangat itu memenuhi dadaku. 

Esoknya aku mulai mendesain berbagai hal yang diperlukan untuk mempromosikan les privat milikku. Mulai dari desain poster hingga membuat berbagai modul efektif belajar. Laptop yang selama ini hanya ku gunakan untuk menonton film dan drama Korea, kembali ku gunakan secara produktif. Tapi, bagaimana dengan hubunganku dengan ibu? Tentu saja kami belum berbaikan meskipun sudah lewat lebih dari satu minggu lamanya. 

Hari-hari ku lewati dengan mempromosikan jasa les privat, mulai dari akun social media, hingga secara door to door. Lelah rasanya, bahkan aku hampir putus asa ketika kenyataannya belum ada yang berminat mendaftar ke jasa privat milikku. Tabunganku pun mulai menipis. Apakah aku harus meminta pada bapak? Rasanya sangat memalukan, karena sebelumnya dengan penuh percaya diri aku bilang pada bapak bahwa aku akan berhasil secepatnya. 

Sudah memasuki satu bulan sejak aku mulai merintis jasa les privat dengan penuh semangat. Tapi sekarang semangatku justru semakin mengendur. Tidak ada satu pun anak yang berminat untuk mendaftar. Aku berbaring menghadap langit-langit kamar dan berpikir keras. Adakah sesuatu yang kurang dari usahaku. Padahal aku sudah menyeimbangkan antara usaha dan doa. Lalu apa lagi yang kurang?

Ditengah pikiran yang masih berkecamuk, aku mendengar suara adikku Raihan, mengetuk pintu kamar dan memanggil namaku. 

"Kak, ada yang cari kamu nih. Buruan keluar"

"Iya sebentar, aku pake jilbab dulu"

Aku pun melangkah ke ruang tamu. Ku lihat ada ibu-ibu paruh baya yang terlihat bersahaja sedang duduk berdampingan bersama seorang anak perempuan yang kurasa itu adalah anaknya.

"Mohon maaf bu, apa ibu mencari saya?"tanyaku dengan nada sesopan mungkin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun