Mohon tunggu...
shofia amalia sholihah
shofia amalia sholihah Mohon Tunggu... The Student of Humanity Faculty -

Mahasiswa bahasa dan Sastra Arab UIN Malang, Penyuka biru, Penikmat Coklat, Kartun Larva, Hobby Membaca, Suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Polisemi dan Homonim

17 Desember 2017   22:42 Diperbarui: 17 Desember 2017   22:53 5976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dibandingkan denga polisemi. Homonim tidak begitu sering terjadi dan tidak begitu kompleks. Ada tiga cara homonim itu bisa terjadi, dan cara ketiga yang paling penting yaitu (Kholison, 2017, h. 253) :

  • Konvergensi fonetis (Bunyi)

Timbulnya homonim yang paling utama adalah melalui konvergensi (perpustakaan, perpaduan) fonetis (bunyi). Adanya pengaruh bunyi maka dua atau tiga kata yang semula berbeda bentuknya, lalu menjadi sama bunyinya dalam bahasa lisan atau kadang-kadang sampai ke tulisannya. Sedangkan dalam bahasa Arab dapat dicontohkan kalimat berikut:

No

Kata Asal

Konvergensi Bunyi

Makna

1

Gelap

2

Dungu

Sumber: Semantik Bahasa Arab, 2016. Halaman 253

  • Divergensi Makna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun