“Tidak bisa, Sayang. Aku seratus persen jujur bersama kamu.”
“Kapan kau berjumpa dia?”
“Aku dan Roger berjumpa di bandara Heathrow, London. Waktu itu aku hendak mengunjungi paman dan bibiku yang tinggal di London Utara. Roger mendadak muncul memperkenalkan diri sebagai sepupuku, putra sulung pamanku dan bibiku. Pamanku memang Inggris asli, bibiku asli Indonesia.”
“Terus?”
“Roger merayuku di toilet bandara dan saat itu dia menyeretku masuk ke toilet pria. Dia sudah melucuti semua bajuku kecuali beha dan celdam, saat tiba-tiba tiga orang polisi masuk ke toilet dan menangkapnya. Salah satu dari ketiga polisi tersebut ternyata adalah sepupuku yang asli. Roger sepupu palsu tak tahu malu.”
“Berapa tahun Roger masuk penjara?”
“Kamu tahu MI-6? Mereka bisa melakukan apapun. Roger punya kekebalan hukum sehingga dia bebas. Cuma itu yang kuketahui. Setelah kita berdua sama-sama bergabung di Dinas Intelijen Negara barulah aku semakin tahu sepak terjang Roger Bones.”
“Kenapa aku tidak tahu-menahu tentang Roger Bones ini?”
“Karena yang kamu tahu hanyalah Roger Moore, Sayang.”
Rina memang sialan. Jujur sekali dia mengakui kalau dia nyaris bercinta dengan Roger Bones, musuh kami. Di mana kau sekarang, Roger Bones? Jangan-jangan kau sudah menginap di Hotel Shangrilla.
“Kok diam, Sayang? Apa kamu cemburu? Sewajarnya jika kamu cemburu sih.”