Aku mengangguk-angguk lalu berkata kepada Rina. “Nama baruku … Kerbau Kecocok Hidung.”
Aku tahu Rina tersenyum dalam suasana malam yang gelap ini. Kami saling memeluk dan berusaha mengelus apapun yang kami bisa. Demikianlah adanya.
“Kamu … senang sentuhanku?” tanya Rina lagi, kali ini sambil mencium bibirku secara penuh gairah.
Aku nyaris tidak bisa menjawab karena Rina begitu … yah bagaimana bisa kumenjawab kalau kami dalam suasana yang sangat menyenangkan begini. Aku hanya bisa mengangguk, guk-guk-guk.
“Sebentar, Sayang. Sebelum kita teruskan kebiasaan kita yang sangat asyik ini, perlu kutanya kamu satu hal. Siapa yang tadi menelpon kamu?”
“Mister Bones dari MI-6 Inggris.”
“Maksud kamu Roger Bones?”
“Tampaknya kau lebih dari kenal, Rin.”
“Tentu saja. Kami nyaris bercinta waktu itu.”
Jawaban Rina membuat waktu terasa berhenti berputar. Sialan!
“Kau tak bisa … membohongiku saja, Rin?”