Mohon tunggu...
Sayyidah Ilman Nisa
Sayyidah Ilman Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

If there is a will, there is a way

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Simfoni Indah PMM di Ujung Barat Indonesia

18 November 2022   00:35 Diperbarui: 18 November 2022   00:48 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nah kadang-kadang mereka bawa naik ikannya tuh bisa  berapa ekor, ya jadi kan di kali aja, nah jadi ikan tongkol itu ngga pakai umpan. Itu mah cuman di cangkol, cuman di pasang mata banyak-banyak, kan kita pernah lihat itu ikan yang rame-rame itu bentuk gelomang, yang bentuk apa, jadi ikan dalam laut itu, mereka sudah tau nih, para navigator emang ahli laut nelayan ini, jadi dah tau di sini ada nih, nnati di tengok, di sana ada ikan terbang,di situ,,ad,,adi gini2 aja,jadi iakn itu tertarik sama benang-benang yang disangkut. Itu ya jadi, yang mana yang nyangkut, itulah yang di bawa naik. Dn ituya untuk minyaknya aja.

Ada yang menarik di bau-bau. Di bau-bau ada tradisi pakande-kandea. Jadi tradisi pakande-kandea itu tradisi untuk..jadi kan dulu itu kesultanan buton, dulu kan dia berperang, jadi pada saat sultan-sultan pulang berperang, masyarakat nya itu kayak di sultan-sultannya, jadi buat acara kumpul masyarakat kayak silaturahmi seluruh masyarakat di sebut pakande-kandea. 

Jadi, kan di sambut lascar-laskar pejuang. Itu kan biasanya anak-anak muda, pemuda pemuda gitu kan, yang kuat .. yang nyambut itu cewek-cewek, gadis gadis desa, nanti ada apa Namanya tradisi suap-suapan,emang ajang cari jodh istilahnya. Jadi kemarin pas di bau-bau di smabut dengan tradisi itu , itu kegiatannya biasanya selesia idul fitri kadang di keraton buton dll.

Laura

Sedikit belum tangkap tentang awal mulanya dari pulau iboih. Laura pernah ikut pelatihan tour guide di kabupaten, jadi sudah sedikit tau tentang wal-awal dari suatu tempat. Nah salah satu kadang yang menjadi pemrasalah itu kenapa suatu tempat wisata itu tidak maju, karena masyaraktnya itu sendiri. Tidak mau dengan pemerintah untuk memajukan tempat tersebut. 

Jadi, apakah yang di kampung iboih ini , awalnya itu memang pemerintah (dinas pariwisata) yang masuk untuk  tanam modal atau memang inisiatif  murni dari masyarakat itu sendiri. Dan juga untuk yang tadi, alat-alat snorkeling yang ada di sana, , apakah alat-alat itu adalah bntuan dari pemerintah yang diberikan kepada masyarakat untuk modal usaha  atau memang mereka beli sendiri , modal sendiri  dengan bukan hanya itu tapi fasilitas lainnya seperti dermaga, kayak ayunan..

Tentang peran pemerintah, itu kalau di awal-awal seperti yang saya (abanag fahrul) katakana tadi, itu memang almarhum pak Doden karena memang masyarakat dan pemerintah ngga optimis, ngapain orang datang dari  tengah kota ke ujung sana. Jadi ngga optimis dengan potensi pariwisata yang ada di situ. Ya memang banyak tokoh-tokoh yang mendukung, tapi terutama bapak doden tadi sehingga pariwisata di iboih itu berkembang sendiri, murni dari masyarakat awalnya. Pak doden tuh sebenanrnya bukan orang iboih, dari gampung lain. Tapi karena dia punya orang tua angkat di iboih, jadi sering kesana. 

Nah, waktu itu, kan berkembang sendiri, belum ada dermaga, belum ada jembatan, makanya tadi saya kataka dulu berebut tamu. Bboth-boothnya itu, ayo sini aja, sini aja. Sekarang dengan ketetapan keci', keci' itu kepala desa, semuanya melalui satu pintu. Dan setlah bangun, yah pemerintah kita baru tiba-tiba masuk dan membangun dermaga . terus ada ada tulisan landmark rubiah island, terus dermaganya mulai dari sini sama  yang di pulau rubiah, di iboih  dan pulau rubiah di bangun juga. Infrastrukturnya, sarana-prasarananya, jalan, amsjidnya itu baru di bangun. 

Dan sekarang dalam tahap pembangunan itu, lahan parker karena belum ada . jadi mungkin lahan parkirnya di sebelah belakang,msuk ke jalan itu, jalan kaki. Terus sama air bersih, waktu di pulau rubiah tidak ada toilet. Dan itu jadi polemic...

Ada yang asalya dari Banyuwangi?

Jadi abang kenal itu namnya pak Ikhwan arif,dia itu tokoh penggerak seperti alm. Pak doden dan juga di desa bangsring, bunder nama daya Tarik wisatanya (bunder bangsring under water). Jadi,di daerah tempat tinggalnya itu, mungkin sama tempat mas febin,awalnya itu lautnya kotor karena nelayannya itu  mengambil ikan dengana bom. Jadi merusak lingkungan. Pak ihwan ini awalnya cuman seorang guru dan bukan pegawai negeri. Dia guru honorer di madrasah tsanawiyah di daerah bangsring. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun