Jam sepuluh lewat, Zaki mulai bangun. Melipir ke kamar mandi. Ngambil air minum. Dan merapat ke sumber kegaduhan di teras pondokan.
Walaupun mata masih sepet, tapi dia langsung kepo sama hal yang diributkan anak-anak.
"Lagi pada ngapain, sih?" tanya Zaki penasaran sambil meregangkan badan.
"Nih baca..." Anton mengambil hape milik Toni, menyerahkannya ke Zaki.
Mata Zaki yang sebelumnya masih sepet, mendadak terbuka lebar-lebar. Seketika, dia masuk ke kamar. Berteriak membangunkan Bimo yang masih ngorok.
Nggak lama kemudian. Terdengar teriakan mereka berdua.
"TAAEEEK!!!"
Bagi mereka, ini hal konyol yang pernah mereka lakukan. Nah, mau tahu apa yang tertulis di hape-nya Toni sampe-sampe bikin Bimo dan Zaki teriak-teriak? Nih...
Toni, kami minta maaf. Khususnya ke temen lo yg udah bantuin cari anggota kami yg katanya diculik. Ternyata kabar penculikan itu gak bener. Ternyata dia Cuma ngarang2 cerita karena kesel sama anggota KKN desa kami yg gak mau ngejemput dia di terminal. Akhirnya si anak ini bikin cerita seolah2 diculik, padahal sih mampir ke rumah sodaranya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H