"Kunaon, Kang?"
"WAAAAH!!!" suara itu bikin mereka spontan melompat dan refleks lari tunggang-langgang. Meninggalkan motor yang diparkir dengan kunci yang masih terpasang.
Mirip kayak lomba lari 100 meter, baik Bimo maupun Zaki terbirit-birit saling mendahului. Walaupun mereka katanya nggak pernah menang lomba lari waktu SMP, tapi kalau situasinya begini, mereka mendadak cosplay jadi Usain Bolt, eh jadi The Flash, deng. Shuuuuuuuuu!
"Zak.. Zak.. Zak!" Bimo memanggil Zaki dengan napas setengah-setengah. "Berhenti dulu. Berhenti dulu."
Zaki pun nggak kalah ngos-ngosannya. "Oke.. Oke.."
"Tadi... tuh.. suara... apa...?" tanya Bimo.
"Nggak...tahu..."
Mereka bersama-sama geleporan lagi di jalan sambil mengatur napas. Bukan Cuma napasnya yang habis, kepala mereka juga jadi berkunang-kunang. Ya, kalian bisa ngebayangin sendirilah kalo ada di situasi kayak mereka.
Lagi enak-enak duduk sambil geleporan, tiba-tiba muncul suara itu lagi. "Kunaon, Kang?"
"Wahh!!"
Zaki hampir aja pingsan di tempat, untung aja Bimo masih bisa nahan badannya. Akhirnya mereka Cuma bisa meringkuk, berharap suara itu Cuma halusinasi mereka aja.