“Kang Narjo… rasanya jis-jisi/miris malam ini lihat kabut sudah mulai turun mau ada apa yaa”
“Iya benar, aneh kabut sudah nampak, dan tidak ada suara binatang biasanya seperti Retnong, apa Kinjeng tangis, dan suara burung tiada terdengar ocehannya” mereka baru menyadari keganjilan/pertanda alam.
“Begini saja Kang Gosam sama Kang Anto, panggil semua teman-teman yang lain, datang kerumahku habis bada Isya, terus ke rumah Pak Kadus menanyakan pertada apa ini?”
…………
Ketika tiba di rumah Pak Dusun, disitu sudah berkumpul sepuluh orang sedang mendengarkan siaran radio. Setelah saling uluk salam, rombongan pemuda bergabung sambil mendengarkan siaran Radio, mereka menceritakan keadaan alam yang aneh.
“Pak Kadus, sudah tiga hari suasana alamnya aneh, kabut muncul sore hari langit di atas desa terturup kabut?”
“Benar Nak, kabutnya nyalawadi, mungkin ini pertanda akan terjadi ontran-ontran?”
“Betul, kami semua memang merasakan tanda-tanda alam yang nyalawadi ini mungkin karena pengaruh perang Tentara Republik melawan Tentara Nica, banyak rakyat yang menderita” timpal seseorang, yang duduk di sudut ruang.
“Kalau begitu kami pemuda-pemuda Desa ingin bergabung dengan Tentara Republik, Pak Kadus tahu caranya bagaimana” tanya kami hampir serempak dan penuh semangat.
“Nak, Pak Kadus sudah bertemu dengan Kapten Sungkono Komandan wilayah Utara Purwokerto, mereka sangat membutuhkan pemuda-pemuda seperti kalian tapi saya keberatan, pertimbanganya masyarakat Desa sini juga membutuhkan kamu semua” Pak Kadus berhenti sebentar sambil matanya menatap satu-satu pemuda didepanya.
“Tugas kamu sama mulianya dengan mereka yang memanggul senjata di medan perang, ikut menjaga dan mengamankan lingkungan sendiri, dari apa itu?” terdiam sejenak menarik nafas panjang.