Dengan celana cokelat agar mirip pasukan V saat berjalan ke Ujung kulon, tatapan penuh kesombongan dan juga gerak-gerik orang yang profesional atau tak pernah bekerja. Sem yang sedang mencoba tidur dibangku taman saat itu melihat seorang yang sebenarnya bagian dari kelompok yang terbuang diusik oleh kedua laki-laki yang mengaku sebagai petugas itu.Â
Orang itu dilarangnya tiduran dibangku itu, bahkan tak boleh menghisap rokok disanan. Sem melihat itu cukup kesal, karna ia sedang berusaha istirahat dari panasnya matahari. Sem yang geram mengeluarkan rokok dari kantungnya, ditatapnya agak kejauhan dari bangku nya kedua orang yang mengusik orang yang istirahat itu.Â
Padahal mereka semua sama-sama kelompok yang terbuang, orang yang diusik itu sebenarnya seorang tuna wisma namun dengan kebohongan nya ia mengaku-ngaku sebagai pengunjung setempat.
Sem membakar rokoknya, dinikmatinya asap itu sambil senyum jahat sambil menunggu kedatangan petugas gadungan itu. Petugas gadungan itu bagian setingan kelompok yang terbuang, mereka melihat tatapan Sem yang sangat sinis dan terdiam.Â
Berpura-pura seakan tak melihat Sem menatap petugas gadungan itu, tampilan Sem sangat bersih. Ia menggunakan celana jeans panjang yang didapatkannya di daerah Sumur, Ujung kulon, Banten secara terhubung. Jeans itu ada dalam kantung plastik hitam, berisikan baju, jeans dan mie gelas.Â
Plastik itu sengaja ditinggalkan oleh hamba-hamba Tuhan ditempat yang sepi dan tak ada penduduk, saat itu sudah hampir pukul 09.00 malam. Sem hanya mengambil apa yang sengaja disediakan untuknya, ia selalu tahu apa yang disediakan untuknya.Â
Bahkan tak semua yang disediakan untuknya saat ia melintas selalu diambilnya, terkadang ia mengatakan ada yang lebih membutuhkannya daripada nya atau untuk hamba Tuhan lainnya yang melintas.
Ketakutan meliputi kedua orang yang mengaku-ngaku sebagai petugas, kedua lainnya yang juga sama mengaku-ngaku ada agak kejauhan dibelakang Sem. Penuh kesantaian dilihatnya Sem menikmati siang dibawah teduh nya bayangan pepohonan taman, Sem Terlihat hanya sendirian. Padahal ia memang hanya sendirian, walaupun banyak hamba-hamba Tuhan juga yang terhubung dan tak dilihat oleh Sem.Â
Tak lama habis ngomel-ngomel kedua orang gadungan itu pergi, namun mereka menjauh dengan gerak-gerik kesombongan menutupi ketakutan mereka melihat Sem yang cukup kesal karna berusaha mengusiknya. Sem hanya tersenyum kecil dengan ekspresi yang cukup jahat.
Setelah agak teduh walaupun masih terbilang siang, Sem melanjutkan perjalanannya menuju laut selatan arah kebumen. Saat itu ia mendapat Ilham melakukan perjalanan kearah laut, ia hanya beralibi kepada orang-orang yang terhubunh dengannya hanya ingin mencuci kakinya dilaut selatan.Â
Padahal ia tahu banyak sihir-sihir dan jebakan akan adanya bencana yang dibuat oleh kelompok yang terbuang dari laut itu, bahkan hamba-hamba Tuhan yang tinggal dipesisir pantai pun tahu dan enggan meninggalkan pantai karna tahu bahwa akan ada hamba Tuhan yang akan datang membersihkan hal itu. Mereka juga membersikan sihir-sihir itu semampu mereka, banyak juga yang sampai muntah darah namun tetap tak takut ancaman dari kelompok yang terbuang.